Thursday, February 14, 2019

TERLALU CINTA (2)



          Semenjak malam itu Gweni dan Bastian menjadi dekat. Mereka sering ngopi bareng. Beli buku bareng. Sampai akhirnya Gweni berani bercerita tentang pengalaman pahitnya dikhianati kekasih dan sahabatnya sendiri. "Gue bukan benci sama mereka, Bas. Justru gue benci sama diri gue sendiri. Pasti gue buruk banget sampai mereka bisa ngelakuin itu ke gue" Gweni bercerita dengan tatapan kosong. "Kok gitu? Mereka yang buruk lah. Selingkuh, bohong dan berkhianat. Lu itu korban, jangan salahin diri lu sendiri" Bastian tidak setuju dengan Gweni. "Tetep aja, walau mungkin 1% gue juga salah" Gweni tetap pada pendiriannya. Bastian hanya pasrah. "Gwen, mau ke rumah ngga? Kebetulan nyokap lagi bikin tester kue buat di jual bulan puasa nanti. Biasanya gue sampe gumoh makanin kue bikinan nyokap, haha" Bastian mengajak Gwen ke rumahnya. "Serius? Boleh lah, ayok!" tanpa ragu Gweni menerima tawaran Bastian.
          "Assalamualaikum.." Bastian mengucap salam sambil membuka pintu rumah yang tidak terkunci. Gweni mengekor di belakangnya. "Waalaikumsalam, sudah pulang Tian?" suara Ibunya Bastian dari dapur. "Iya, Bu. Kenalin nih temen aku, Gweni" Bastian mengenalkan Gweni pada Ibunya. "Wah cantik sekali kamu, Nak. Teman kuliahnya Tian ya?" wajah Ibu Bastian berseri-seri. Gweni tersipu malu. "Bukan tante, aku temen ngopi aja" jawab Gweni. "Haduh panggil Ibu aja jangan tante, biar sama kayak Tian" Ibunya Bastian merangkul Gweni menuju sofa. Bastian menyiapkan minuman dan kue buatan Ibunya.
          "Kuenya enak banget, Bu. Gweni suka banget" Gweni tidak menyangka kue buatan Ibunya Bastian sangat enak. "Wah alhamdulillah kalo suka, doain nanti dagangan Ibu laku ya" Ibunya Bastian tersenyum senang. Bastian merasakan ada yang aneh di dalam dadanya. Melihat Ibunya dan Gweni akrab seperti ini membuat hatinya bergejolak. Sebenarnya sejak awal bertemu Gweni ia sudah melihat ada yang lain dari Gweni. Namun dengan pemandangan di depan matanya kali ini membuat hatinya semakin tidak dapat dikendalikan. "Tian?" Ibunya Bastian memanggil untuk yang ketiga kalinya. "Eh iya, Bu. Kenapa?" buyar semua lamunan Bastian. "Kamu ini ada temen main kok malah bengong, Ibu mau mandi nanti sore ada pengajian. Kamu temani Gweni ya, jangan bengong!" Ibunya Bastian berlalu. Gweni tertawa kecil. "Ketawa lagi lu" Bastian merengut. "Lagian lu ngapain bengong siang-siang kayak gini?" Gweni jadi penasaran dengan apa yang dipikirkan Bastian. "Kepo lu" Bastian masih merengut. Gweni malah semakin tertawa melihat ekspresi Bastian.

No comments:

Post a Comment