Thursday, February 7, 2019

Kisah Bella (9)

.
.
"Selamat ulang tahun" suara satu kelas bergema. Aku yang masih di pintu kelas sudah berubah menjadi patung. Tidak menduga, tidak menyangka dan tidak terpikirkan sama sekali kalau anak-anak satu kelas akan melakukan ini. Di depan kelas sudah ada kue coklat berukuran setengah dari meja belajar kami. Ada banyak lilin yang menyala. Aku di giring ke depan untuk meniup lilin-lilin yang menyala.
.
.
"Eh, Faqih kan juga ulang tahun tauu" suara Anisa memotong prosesi tiup lilin. "Faqih sini maju" kataku dan di sambut dengan Faqih yang di giring menuju depan kelas. Akhirnya kami berdua meniup lilin. Selepas itu kami memotong dan membagikan kue seadil mungkin agar satu kelas dapat kue. "Makasi ya, Bella" suara Daffa mengagetkanku yang masih sibuk memindahkan kue ke piring-piring kecil. "Eh iya sama-sama, pasti lu deh yang punya ide!" tuduhku. Daffa hanya senyum-senyum jahil seperti biasa. "Tapi Bella seneng kan?" tanyanya sambil menyendok kue ditangannya. Aku hanya tersenyum dan mengangguk. "Tapi aku cemburu loh, Bella tiup lilinnya sama Faqih. Harusnya sama Daffa" ia memasang muka melas. Aku tertawa sejadi-jadinya. .
.
Pulang sekolah Daffa menghampiri aku dengan muka melas. "Bella mau ngga terima hadiah dari Daffa?" katanya sambil tertunduk. "Hah? Hadiah apa sih? Tadi kan udah ada kue. Ngga usah berlebihan sih, Daff.." jawabku. Daffa masih tertunduk. Tidak biasanya Daffa seperti ini. "Hmm Bella seneng ya tadi ngerayain ultah bareng Faqih?" ia bertanya lagi. Masih menunduk entah apa yang ia sembunyikan. "Ya seneng dong, masa ultah di rayain satu kelas ngga seneng? Emang kenapa sih, Daff?" tanyaku penasaran dengan tingkahnya kali ini. "Ngga apa, ya udah Daffa pulang dulu ya" ia berlalu meninggalkan aku sendirian di kelas.

No comments:

Post a Comment