Thursday, February 7, 2019

Kisah Bella (20)

.
.
Seminggu full Randy mengantar aku pulang sekolah dengan motor biru kesayangannya. Teman sekelas sudah heboh kalau aku memiliki hubungan dengan Randy, padahal aku belum jawab apa-apa. Hari ini di tempat yang sama dengan seminggu yang lalu, Randy meminta jawaban. .
.
"Jadi, kamu mau kan?" senyum Randy sungguh menyejukkan. Entah bagaimana dia bisa menciptakan senyum sesejuk itu. Aku masih terdiam, mencoba berpikir jernih. "Bella?" ia memiringkan wajahnya agar terlihat oleh aku yang sibuk mencari jawaban di meja kita. "Eh? Hmm gimana ya?" aku malah balik bertanya. Randy terdiam. Ia meneguk minumannya yang sudah setengah jam di diamkan. "Ya udah, yuk aku anter pulang" ia berdiri kemudian memakai jaketnya. Saat itu juga aku melihat wajah Randy yang redup. Senyum yang menyejukkan seolah hilang. Aku adalah orang pertama yang menyesal akan hal itu.
.
.
"Aku mau" jawabku tegas tapi tak berani melihat wajahnya. Randy duduk lagi di kursinya. Aku melihat senyumnya yang sejuk itu hadir lagi. Dari sini semua berawal. Dari sini aku akan memulai. Dari tempat ini aku akhirnya memiliki senyum tersejuk dalam hidupku.  Ya Tuhan, ternyata aku benar-benar jatuh cinta pada ketua kelas yang satu ini.

No comments:

Post a Comment