Tuesday, August 25, 2020

Jogjakarta

 ⁣

Kereta menuju Jogjakarta perlahan meninggalkan stasiun. Aku dengan tas ranselku duduk dengan tenang melirik satu persatu penumpang yang masih sibuk mengatur posisi duduk dan barang bawaan.⁣

"Sudah sarapan?" ⁣

Aku hampir lupa bahwa ada kamu di sampingku. Menatapmu dengan dalam memberi kenyamanan tersendiri di relung dadaku. Kamu membuka roti berisi coklat keju kemudian kau bagi dua denganku. Aku menerimanya dengan senang. Kau selalu tahu apa yang aku suka dan aku butuh sekaligus. Kadang aku merasa kau itu serakah namun seringnya aku merasa kau adalah sesuatu yang sangat aku butuhkan.⁣

"Makan yang banyak, pura-pura bahagia itu membutuhkan kalori"⁣

Kamu menyindir aku. Aku bisa saja kesal dan marah padamu yang selalu saja mengingatkanku akan hal menyedihkan itu. Sayangnya ucapanmu selalu saja benar, aku memang butuh banyak kalori untuk menyaksikan semuanya. Rasanya memori indah masa lalu sudah berubah menjadi jarum-jarum tajam yang setiap menit menusukku secara bergantian. Tiga tahun lamanya aku mengukir kenangan indah dan malam ini aku akan menyaksikan semuanya hanya dalam bentuk kenangan pahit.⁣

"Selamat menempuh hidup baru, semoga bahagia selalu, cepat dapat momongan dan sejahtera.." ⁣

Kamu memborong semua ucapan, aku hanya diam tak berkata apa-apa. Aku menyalami kedua mempelai dengan senyum canggung yang aku pakai. Jogjakarta tidak lagi sama, Jogjakarta telah membuat sesuatu dalam diriku "patah". ⁣

#30HBC2002 #30haribercerita @30haribercerita #fiksi

No comments:

Post a Comment