Tuesday, August 25, 2020

Dimana nyali-ku?

 ⁣

"Kopi lu pait, nyet"⁣

"Liat senyum gue dong biar jadi manis"⁣

"Tambah pait, gila!"⁣

Minum kopi saat matahari hampir terbenam bersamamu menjadi candu baru bagiku. Senyum dan sinar matamu tak pernah ku temukan di wajah yang lain. Pahitnya kopi yang baru saja kau coba, selalu terasa manis karena aku meminumnya bersamamu. Jika aku jujur, pasti kau tidak akan percaya.⁣

"Youfri jadi pengisi acara pensi sekolah lu? Gilaaa, gue mau kenalan dong!"⁣

Sinar matamu semakin terang setiap kali membicarakan salah satu penyanyi yang sedang naik daun. Cemburu rasanya terlalu naif buatku. Sampai sekarang status kita memang hanya tetangga yang kebetulan seumur dan sehobi. Walau jauh di lubuk hatiku inginkan kau lebih. ⁣

"Gue punya kontak dia loh.."⁣

Aku selalu senang menggodamu. Wajah terkejutmu sangat menggemaskan. Kau memaksa aku memberikan kontak yang sejujurnya aku tidak punya. Banyak sekali usahamu untuk mendapatkan kontak itu. Traktir kopi, belikan pulsa sampai mau membelikan sepatu yang sedang aku incar. Kalau boleh barter, aku mau minta hatimu untuk imbalannya. ⁣

"Gue punya akun instagramnya sama twitternya, gue kira lu juga punya"⁣

"Eh monyet! Gue kira lu punya nomer whatsappnya!!"⁣

Suara tawaku menggelegar sampai semua pengunjung kedai menengok. Tak kuasa aku menahan geli di perutku. Wajahmu merah kesal dan memukulku berkali-kali. Aku mengelak dan menggenggam pergelangan tanganmu dengan kuat. Pergelangan tanganmu yang lembut mengingatkanku pada sesuatu. Gelang berwarna hijau lumut yang sudah lama aku simpan. Berbulan-bulan aku mengumpulkan nyali untuk memberikannya padamu. Nyatanya setiap bertemu denganmu aku lupa membawa nyaliku. ⁣

@30haribercerita @atirecrebirah03 #30haribercerita #30HBC2015 #fiksi ⁣

No comments:

Post a Comment