Friday, July 12, 2019

PATAH (8)



          Hari ini adalah hari tergabut dalam hidup, semua mata kuliah dosennya tidak hadir. "Mau makan apa nih, Ra?" Ghea bertanya saat kita duduk di kursi kantin. "Siomay aja deh" jawabku singkat. Ghea masih duduk di kursinya dan membuka ponselnya yang baru saja berbunyi. "Astagaa, gue harus balik nih. Nyokap ngabarin kucing gue ilang!" Ghea segera lari tanpa menghiraukan aku yang duduk sendirian. Memang dasar Ghea itu sayang sekali dengan kucing dirumahnya. "Hati-hati, Ghe" kataku setengah berteriak karena Ghea berlari cukup cepat.
          "Satu porsi siomay campur tanpa kol dan pare" suara senior yang menyebalkan itu tiba-tiba ada di sampingku. Ia membawa sepiring siomay kesukaanku dengan bangganya. "Gue ngga pesen" kataku ketus. Senior itu tidak peduli, ia tetap duduk disana sambil memakan siomay kepunyaannya. Aku tidak menyentuh sedikitpun piring yang ia tawarkan untukku. "Udah makan, nanti sakit loh. Oh, mau gue suapin?" ia masih membujuk. "Ish.. Ya udah sini gue makan, daripada harus di suapin sama lu" aku segera menarik sepiring siomay di meja. "Alhamdulillah" ia tersenyum sambil terus memakan siomaynya.  Kami berdua makan dengan serius tanpa ada yang bersuara.
          "Makasi ya" kataku setelah selesai makan dan bergegas ingin meninggalkan dia. Ia hanya manggut-manggut tapi mengekor di belakangku. "Eh, ngapain sih?" kataku saat melihat Kak Adam masih mengekor sampai keluar fakultas. "Lu mau pulang? Gue anter aja ya?" Kak Adam tersenyum lebar seperti iklan pasta gigi. "Ngga usah!" jawabku tegas. Aku segera berlari dan mencoba menghindari Kak Adam. Entah kenapa aku masih saja kesal dengan kelakuannya yang mempermalukan aku di kelas. Sekeras apapun ia meminta maaf, rasanya tetap saja seperti berbekas.
          Sampai di rumah aku segera merebahkan tubuhku di kasur kamar dan menelpon Ghea. "Ghe, gimana kucing lu?" tanyaku saat sambungan telpon tersambung. "Udah ketemu kok, ke rumah tetangga gue ternyata. Ada apa nih telpon?" Ghea balik bertanya. "Gue tadi di traktir siomay sama Kak Adam" kataku datar. "Eh? Dia ngerasa bersalah banget loh, Ra. Waktu itu dia pernah nanyain lu ke gue, pas gue bilang lu abis putus dia kaget dan nyesel banget" Ghea bercerita panjang lebar. "Gheeee, lu kenapa bilang kalo gue abis putus sih? Dia jadi kayak modus gitu ke gue, males banget gue!" aku masih tak habis pikir kalau Ghea bisa cerita hal pribadi seperti itu ke senior. "Ya ngga apa juga, Kak Adam lumayan ganteng kok" Ghea malah meledek. Aku jadi kesal dan segera memutus sambungan telpon. Ka Adam ganteng? Duh bukan selera aku banget deh! 

No comments:

Post a Comment