Monday, July 22, 2019

PATAH (13)


          Kamarku sudah seperti kapal pecah, semua isi lemari aku keluarkan. Aku bingung pakai baju yang mana. Semua rasanya tidak ada yang cocok, semua baju terlihat sudah lama dan kumuh. Tanpa di sadari Adzan Magrib sudah berkumandang berarti sebentar lagi Bang Ramzy akan datang jemput. "Udah siap, Bi?" tanya Bang Ramzy saat aku menemuinya di teras. "Udah, langsung jalan aja yuk!" ajakku. Aku tidak pamit pada Papa dan Bang Indra karena sejak siang mereka tidak ada di rumah.
           "Kalo malem kok keliatan cantik gini, Bi" Bang Ramzy membisikkanku saat kita sudah sampai lokasi. Kita harus berbisik di telinga karena suara soundnya besar sekali. "Karena gelap jadi keliatan cantik, kalo terang keliatan aslinya" jawabku kesal. Bang Ramzy tertawa lepas kemudian merangkulku. Jantungku tidak dapat berdetak secara normal. Rasanya aku tidak ingin waktu berjalan, aku ingin waktu berhenti saat ini saja. Sepanjang malam Bang Ramzy menjagaku, penontonnya sangat banyak tapi aku selalu di dekap erat sampai tidak ada yang bisa menyentuhku selain Bang Ramzy.
        "Mau foto sama vokalisnya ngga? Gue kenal" Bang Ramzy menawarkan. Aku mengangguk mau karena suara vokalisnya sangat unik, aku yakin suatu saat pasti dia terkenal. "Wuih Ramzy bawa cewek, tumben! Tapi makasi banyak lu mau nonton gue" vokalis itu menyalami Bang Ramzy. Bang Ramzy menyampaikan kalau aku mau foto bareng, akhirnya kita foto bertiga. "Btw, pake dukun mana lu bisa dapet cewek imut gini?" vokalis itu merangkul Bang Ramzy, aku hanya mendengarkan mereka bercakap-cakap. "Adeknya temen gue, cantik kan?" jawab Bang Ramzy. Aku tersipu malu mendengar Bang Ramzy memujiku di depan temannya. Rasanya mau terbang tapi sayang aku tak punya sayap.
             "Makasi banyak ya, Bang! Aku seneng banget tadi" kataku saat turun dari motor Bang Ramzy. "Kapan-kapan kalo gue ajak lagi, mau?" tanya Bang Ramzy sambil mengedipkan satu matanya. Dasar genit! Kataku dalam hati. Aku hanya mengangguk setuju. Sangat setuju!! Bang Ramzy turun dari motornya dan menghampiriku. Ia memegang bahuku kemudian mencium keningku. Aku mematung, aku tidak tahu harus merespon apa. "Pantesan tadi temen gue heran banget, ternyata lu emang cantik" katanya sambil mengusap pipiku. Aku semakin mematung. "Gue balik ya, Bi. Makasi buat malam ini" kata Bang Ramzy dan ia segera naik motornya kemudian melaju pulang. Aku masih mematung, aku merasa ini seperti mimpi. Aku memegangi pipiku, tanganku, dan kakiku karena tidak percaya dengan apa yang baru saja aku alami. 

No comments:

Post a Comment