Tuesday, July 9, 2019

PATAH (6)



         "Ra, tugas Pak Darma udah selesai belum?" seperti biasa Ghea mengingatkanku akan tugas. "Belum.. Gue cabut aja deh" jawabku karena takut dengan hukuman Pak Darma. "Ehh tugasnya dikit kok, lu salin aja punya gue tinggal kata-katanya bedain dikit" Ghea melarangku cabut dari kelas. Aku menurut dan cepat-cepat menyalin tugas Ghea. Ghea memang sahabat yang sangat baik. "Bell, Pak Darma ada kabar ngga?" Ghea bertanya pada Bella selaku penanggung jawab kelas. "Beliau cuma bilang dateng agak telat, ngga ngasih tugas atau apa. Ngga jelas" Bella menjawab acuh. Berarti kesempatan untuk menyalin tugas Ghea semakin besar. "Selamat Pagi, perkenalkan saya Adam asisten Pak Darma. Saya di sini ingin menyampaikan tugas yang diberikan Pak Darma. Tugas kelompok presentasi seperti biasa, untuk materinya nanti saya beri pada penanggung jawab kelas ya" seorang senior tiba-tiba masuk kelas dan memberikan tugas. Aku masih asik menyalin tugas punya Ghea dengan sedikit modifikasi kata.  Ghea di sampingku fokus mendengarkan arahan dari asisten baru Pak Darma.
         "Udah selesai dek nyonteknya?" dengan sangat mengejutkan senior itu menghampiriku. Aku dengan tidak siap menatap dia penuh ketakutan. "Tolong ya buat yang lain, kebiasaan buruk dari SMA jangan di bawa ke kampus. Malu-maluin! Kalian sudah mahasiswa, nyontek udah harus kalian tinggalin!" senior itu memaki-maki aku dengan enaknya. Seisi kelas menatapku dengan iba. "Buat kali ini saya masih maafkan ya, tapi besok-besok kalau saya lihat lagi yang seperti ini saya akan laporkan ke Pak Darma" lanjutnya kemudian duduk di kursi depan untuk mengawasi kami berdiskusi untuk presentasi minggu depan. Tugas yang aku contek sudah selesai dan sudah dikumpulkan oleh Bella.
          Pukul 12 tanda istirahat dan pergantian mata kuliah. "Baik kita jumpa minggu depan, saya harap presentasi kalian sudah dipersiapkan dengan baik" senior itu menutup mata kuliah. Selesai dia berbicara aku segera keluar kelas, muak sekali aku dengan gayanya yang sok pintar. "Rara" suara senior itu mengekor aku yang keluar kelas. Aku tetap melanjutkan langkahku. "Rara" mengulang diikuti dengan menarik ranselku. "Ada apa ya kak? Masih belum cukup bikin gue malu?" kataku ketus tepat di depan mukanya. "Gue mau minta maaf, tadi gue keterlaluan" suaranya terdengar memohon. Aku masih acuh. "Gue traktir bakso gimana? Untuk tanda permintaan maaf?" ia masih terlihat memohon. "Gue ngga terima suap ya, Kak!" aku langsung pergi meninggalkan senior yang belagu itu. Untungnya ia tidak mengekor aku lagi, kalau sampai mengekor aku bisa habisi dia dengan segala caci maki yang tersimpan di pikiranku. 

No comments:

Post a Comment