Saturday, July 20, 2019

PATAH (12)



          Setelah banyak malam terlewati dengan begadang, akhirnya Bang Indra dan kawan-kawannya lulus kuliah. Aku melihat wajah-wajah bahagia mereka saat merayakan kelulusan mereka di rumah. Mereka membuat pesta di halaman depan rumah. "Rara, sini ikutan. Ayam bakar bikinan gue enak banget loh!" Bang Rully yang paling heboh memanggilku. Aku yang asik mendokumentasikan moment sampai terkejut. "Iya, Bang! Nanti aku ke sana" jawabku cepat. "Enak apaan? Gosong nih!" Bang Indra menoyor kepala Bang Rully. Mereka langsung tertawa-tawa lagi tanpa beban. Rasanya ingin cepat wisuda juga melihat mereka bahagia seperti itu.
          Pagi hari aku membereskan perabotan dapur yang berantakan selesai acara. Bang Ramzy tiba-tiba saja muncul sambil mengucek matanya. "Eh, Bi. Maaf ya berantakan banget semalem" Bang Ramzy duduk di salah satu kursi yang ada di dapur. "Ngga apa, Bang. Seneng banget semalem pada ketawa lepas tanpa beban, bikin pengen cepet lulus" jawabku sambil terus mencuci sisa piring. "Eh, itu sampah mau di buang?" tanya Bang Ramzy saat aku hendak mengangkat dua plastik sampah besar. Aku mengangguk. "Sini gue aja yang buang" Bang Ramzy tanpa basa-basi langsung mengambil dua plastik besar dari tanganku. "Eh masa Bang Ramzy yang buang?" tanyaku merasa tak enak dengan tamu. "Santai, tapi tolong bikinin kopi ya" katanya sambil berlalu.
          Aku meracik kopi dengan takut, aku tidak tahu takaran yang pas untuk Bang Ramzy. Aku buat saja seperti biasa aku membuat untuk Papa. "Kopi buat Papa, Ra?" tiba-tiba saja Papa muncul di dapur. "Eh ini buat Bang Ramzy, Papa aku bikinin juga deh ya. Sebentar.." jawabku dan segera membuat satu kopi lagi untuk Papa. "Udah bangun, Om?" Bang Ramzy menyapa Papa selesai membuang sampah. "Sudah. Kamu nanti mau ke pameran seni ya?" tanya Papa pada Bang Ramzy. "Ngga, Om. Ngantuk banget semalem begadang" jawab Bang Ramzy. "Rara ikut?" tanya Papa padaku. "Hah? Aku mana paham pameran seni gitu" jawabku kaget. "Loh nanti siang Indra mau ke sana sama Bilqis, kamu ngga mau temenin?" tanya Papa lagi. Aku hanya diam mematung. Bang Ramzy yang tahu situasi segera mengajak Papa ngopi di teras. "Ngopi di depan yuk Om, biar dapet udara segar" ajak Bang Ramzy. Papa setuju dan mengekor.
          Aku duduk di sofa menyalakan televisi tapi tidak ada acara yang bagus. Pikiranku berlarian kesana-kemari. "Mukanya jangan di tekuk dong, Bi" suara Bang Ramzy mengejutkanku. Aku mengehela nafas panjang. "Ntar malem jalan sama gue yuk" ajak Bang Ramzy sambil membetulkan jaketnya. "Kemana?" tanyaku. "Temen gue ada yang manggung deket sini, ntar malem gue jemput ya. Sekarang gue mau balik dulu" Bang Ramzy mengacak-acak rambutku kemudian berlalu pergi. Aku yang tadinya kesal jadi berbunga-bunga. Bang Ramzy selalu sukses mengubah perasaan hatiku yang buruk menjadi baik bahkan sangat baik :)

No comments:

Post a Comment