Thursday, May 2, 2013

like a dream


          Beberapa hari ini aku jadi suka nontonin youtube, nyari hiburan baru. Banyak juga artis youtube yang aku dengarkan satu persatu suaranya. Artis yang berawal dari youtube ternyata lebih berkualitas dan aku menemukan satu artis yang suaranya mampu menenangkan segala gundah hatiku.

          Andra, 22 tahun, mahasiswa tingkat akhir. Selain suaranya, ternyata wajah dan kepribadiannya cukup membuat aku semakin tertarik. Sejak aku jatuh hati pada video-videonya, aku mulai mengikuti semua jejaring sosialnya. Sosok yang sangat memesona, aku benar-benar telah jatuh hati.

          ‘Lagi ngapain lu dha? Serius amat’ suara Dewi mengagetkanku. ‘Ini lagi liat video Andra, kece banget deh’ jawabku semangat. ‘Oh lu ngefans ama dia? Dia kan anak Binus’ kata-kata Dewi membuatku berhenti menatap wajah Andra yang sedang bernyanyi. ‘Lu tau juga?’ tanyaku. ‘Iya, kebetulan cowok gue anak Binus juga. Awal bulan kampus mereka mau ngadain acara dansos gitu, kayaknya Andra bakal ngisi deh’ Dewi benar-benar sepoerti Dewi yang datang dari khayangan, wajahnya tampak bersinar. ‘SERIUS LO? AJAK GUE WI!!’ teriakku makin menjadi. 

          Semenjak kejadian itu aku jadi makin dekat dengan Dewi. Ternyata Dewi baik sekali, menyesal aku dulu sempat kesal dengannya karena gayanya yang modis. Rasanya setiap proses pemesanan tiket sampai tiket itu benar-benar ada di tangan sangat menyenangkan. Tak sabar ingin bertemu dengan sang idola.

          Hari dimana aku akan bertemu dengan Andra sangat menegangkan, aku seperti mimpi bisa melihat Andra secara langsung. Aku hanya mampu berdiri mematung ketika melihat sosok Andra diatas panggung, mataku nyaris tak berkedip. Suaranya dan gerakan tubuhnya benar-benar telah menghipnotis aku. Aku berdiri bertiga dengan Dewi dan pacarnya, namun aku sama sekali tidak mempedulikan mereka berdua. Aku terfokus hanya pada Andra.

          Selesai acara Dewi dan pacarnya mengajakku berkumpul dengan panitia, aku hanya mengintil seperti anak bawang. Sampai ditempat panitia aku hanya duduk sendiri karena tidak begitu mengerti dengan yang mereka bahas. ‘Hei, kok sendirian?’ suara itu menghilangkan rasa kantukku. ‘ANDRA?’ teriakku. ‘eh sorry, gue bikin lu kaget ya?’ suaranya makin terdengar merdu. ‘Eh ngga kok, hehe’ rasa canggung semakin menjalar ditubuhku. 

          ‘Andra! Kemana aja lu?’ suara ngebass khas pacarnya Dewi memecah kesunyian. ‘Sorry bos, makan dulu gue. Gimana?’ jawab Andra. Akhirnya mereka berdua berbincang-bincang masalah acara yang baru saja berakhir. Makin terasa seperti mimpi, baru saja Andra menyapa aku. Menatap mataku dan ahhh rasanya jantung ini ingin lepas dari tempatnya.

          ‘Dha, sorry ya agak lama. Cowok gue emang tanggung jawab banget orangnya, jadi ngga bisa dia ninggalin acara kalo belum beneran beres’ suara Dewi terdengar menyesal. Aku hanya tersenyum menunjukkan rasa simpati dan tidak ingin membuat Dewi merasa tidak enak. ‘Yang, aku udah selesai nih. Kita pulang yuk’ suara khas pacar Dewi membuat hatiku sedikit lega karena memang ini sudah larut malam. ‘Andra, lu jadi mau nebeng ngga?’ 

JLEB! Jantungku seperti terpental dari posisinya.

          ‘Yoo bos, ikut gue yaa’ suara Andra terdengar jelas dan derap langkahnya terdengar semakin mendekat. Kamipun berjalan menuju mobil pacarnya Dewi. Alhasil aku dan Andra duduk berdua dibelakang, jantungku semakin tidak bersahabat. ‘Eh tadi kita belum sempet kenalan ya? hehe’ Andra berusaha menghilangkan keheningan yang ada. ‘Eh iya, aku Firdha’ jawabku canggung. ‘Gue Andra’ dia mengarahkan tangannya kepadaku, mengajak bersalaman. Salaman terhangat yang pernah aku rasakan.

          ‘Weh Andra modus aje lu, ahhaha’ suara bass itu memancingku untuk tertawa. ‘Ah namanya juga usaha bos’ jawab Andra ngasal, aku makin sesak nafas. ‘Dasar jomblo lapuk, haha’ pacar Dewi terus saja meledek, mereka berdua sama sekali tidak mengerti perasaanku yang sudah campur aduk untung saja Dewi diam dan tidak ikut-ikutan. ‘Wah kebetulan nih berdua jomblo, haha. Andra, si Firdha kan ngefans banget sama lu’

MATI GUE!

          ‘Apaan sih lu wi, mulai deh’ mukaku terasa panas. Beruntung ini didalam mobil dan suasana malam, wajah merahku tak akan terlihat. Keringat dingin semakin menjalar diseluruh tubuhku. ‘haha santai aja Dha, mereka mah emang paling jago deh urusan ngeledek jomblo-jomblo kece kayak kita. haha’ suara Andra sedekat ini, sehangat ini dan sebahagia ini. Andai ini mimpi, aku tidak ingin terbangun ya Tuhan.

END


nb: cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, karakter, dan lokasi itu hanya kebetulan. Enjoy reading :)

No comments:

Post a Comment