Friday, February 24, 2012

CUKUP BENCI SIFATNYA



Hei kawan-kawan yang sangat manis senyumnya, aku ingin berbagi mengenai perasaan benci. Terkadang kita terperangkap dengan jahatnya perasaan benci. Benci ini benci itu hingga semua orang kita benci, bah! Apakah tidak ada di dunia ini yang berbuat baik hingga kita harus membenci semua orang. Ini dia kesalahan atau keterperangkap kita dalam lembah kebencian. Ada seseorang yang pernah bilang padaku kalau benci itu jangan kepada orangnya, cukup benci sifatnya karena setiap kita tidak ada yang sempurna. Coba renungkan, cukup benci sifatnya. Memang benar, dalam kehidupan sehari-hari kita pasti sering menemukan, melihat orang-orang yang menyebalkan-tidak sejalan dengan mau kita. Toh bumi ini bukan milik kita saja, bumi ini milik orang banyak. Jadi apakah harus semua orang yang di hadapan kita itu berlaku sesuai keinginan kita? Egois sekali ya..

Pada dasarnya setiap kita menginginkan di puji atau di akui kehebatannya, namun sering kali pribahasa semut di seberang lautan kelihatan sedangkan gajah di pelupuk mata tidak kelihatan. Maka dari itu kita lebih senang atau lebih mudah melihat keburukan orang lain daripada diri kita sendiri. Boleh jadi orang yang kita benci ternyata memiliki sifat yang lebih baik daripada kita di bidang lain.

Sekarang langsung saja pada kisah nyata seorang kawanku. Seorang yang sangat membingungkan, kuliah kadang tidak masuk dengan alasan yang tidak jelas, di beri tugas sulit untuk mengerjakannya. Lantas apakah kita dengan sombong membencinya? Memangnya kita tahu apa sebenarnya yang dia lakukan sehingga dia tidak masuk kuliah atau tidak mengerjakan tugas? Boleh jadi dia memiliki tugas yang sangat berat di rumahnya atau di suatu tempat yang kita tidak pernah tahu. Dan ternyata dalam satu mata kuliah, kawanku yang satu ini layaknya super hero. Semua bahan praktikum sejak awal sampai akhir perkuliahan dia yang selalu membawa untuk satu kelas. Bayangkan saat dia benar-benar tidak bisa membeli bahan praktikum? Semua isi kelas bingung harus berbuat apa. Dalam hal ini kita sangat-sangat payah dibanding kawanku yang satu ini kan? Untuk bahan praktikum 1 kelompok dalam 1 hari saja bingung, sedangkan dia menyediakan untuk satu kelas dan ini berlangsung selama satu semester. Jika begini, layakkah kawanku ini di benci? Aku bahkan ingin memberinya nilai plus-plus. Sampai akhirnya satu kelas memberikan sebuah kejutan di hari ulang tahunnya. Karena ternyata setiap kita memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Kembali ke pokok bahasan. Cukup benci sifatnya jangan benci orangnya.
Selamat malam.

No comments:

Post a Comment