Wednesday, April 17, 2013

Bukan Ramdhan

        Ternyata cinta yang sudah mendalam-pun bisa menjadi kandas. Problema cinta yang tak pernah dibayangkan oleh pasangan yang sudah menjalin kasih selama dua tahun. Email baru itu datang bagai bom yang meledakkan hati maupun jiwa Sarah, ia membaca email itu dengan teramat berhati-hati.

“Selamat malam Sarah, sebelumnya aku meminta maaf karena harus berbicara lewat tulisan ini. Aku ngga akan mungkin sanggup berbicara langsung sama kamu. Aku mau memutuskan hubungan kita, Sarah. Aku akan pergi ke kalimantan bersama keluarga aku, aku tinggal dan kerja disana. Aku ngga akan ke Jakarta lagi. Hubungan jarak jauh itu tidak akan mungkin sanggup kita lakukan bukan? Tidak ketemu lebih dari sebulan saja kamu sudah uring-uringan, hehe. Maaf ya Sarah, ini keputusan dari keluarga aku. Kamu kan yang selalu bilang bahwa keluarga adalah nomor 1. Sarah, sebelum aku pergi aku mau pesan, Jakarta itu sudah kotor. Terlalu banyak kejahatan. Aku harap kamu bisa jaga diri ya :) Jaga pakaian dan tingkah laku kamu, jangan sampai ada orang yang berniat jahat sama kamu. Jaga juga pergaulan kamu ya, jangan sampai kamu ikut-ikutan pergaulan bebas. Bagaimanapun, aku sayang kamu. Sekali lagi, maaf ya :’)” ~Ramdhan

          Pesan yang seketika memompa air mata Sarah. Sarah tak mampu lagi menahan tubuhnya, kini ia tergeletak dan berurai air mata. Hatinya hancur. Jiwanya runtuh. Hanya isak tangis yang tertinggal.

          Semenjak kejadian menyesakkan itu, Sarah tak mau mencoba menghubungi Ramdhan. Bukan karena Sarah mau mencoba melupakan namun Sarah tak sanggup jika harus mengetahui kabar dari Ramdhan, itu hanya akan membuat Sarah semakin rindu. Sarah kuliah dengan sangat giat, ia mengejar nilai terbaik. Semua temannya kagum namun ia tetap fokus, ia tak pernah berniat untuk bergaul dengan teman-teman kampusnya.

          Setelah 4 tahun, Sarah lulus dengan nilai terbaik. Banyak sekali lelaki yang mendekati Sarah namun Sarah selalu menolak. Setelah lulus Sarah segera bekerja di salah satu perusahaan. Perusahaan ini memiliki cabang di Kalimantan, sontak Sarah teringat kembali dengan Ramdhan. Sarah meminta untuk ditugaskan di Kalimantan dan keberuntungan memang milik Sarah, bossnya setuju dengan permintaan Sarah.

          Adanya sinar harapan itu membuat Sarah mencari informasi temapt kerja dan tempat tinggal Ramdhan, semuanya sangat mudah ia dapat karena Sarah kenal semua sahabat dan keluarga Ramdhan. Setelah dapat semua informasi, Sarah segera berangkat ke kalimantan.

          Didepan alamat rumah yang dituju, disitulah kaki Sarah sekarang berada. Ia terdiam, tidak maju maupun mundur. 4 tahun sudah kenangan itu tertinggal. Sarah mengembalikan seluruh memori itu, kenangan yang selalu saja terasa indah. Kenangan yang membuatnya semakin dewasa karena semua nasehat dari Ramdhan. Jiwanya yang semakin bersih, menjauhi segala pergaulan bebas yang sudah merebak di Jakarta. Sarah sudah menjadi wanita yang cantik fisik maupun batin, semua karena pesan dari Ramdhan yang selalu teringat di kepalanya dan hatinya.

          “Ting tong” suara bel itu akhirnya berbenyi setelah sekuat tenaga Sarah mengumpulkan keberaniannya. Beberapa menit sosok yang sangat dirindukan Sarah muncul tepat di depannya. Mereka berdua hanya saling pandang cukup lama. Sarah meneliti tiap detail wajah Ramdhan, wajahnya lusuh seperti baru bangun tidur namun tetap saja wajahnya terlihat memesona. “Hai Ramdhan, aku ganggu ya?” hanya itu kata-kata yang mampu dilontarkan Sarah.

          Wajah Ramdhan terlihat sangat panik, gerak tubuhnya seperti tak menginginkan adanya Sarah. “Sayang, siapa yang dateng?” suara seorang wanita merusak suasana yang sudah tercipta diantara Sarah dan Ramdhan. “Eh ini Sarah, kenalin” jawab Ramdhan sebisanya. “Hei, gue Lili pacarnya Ramdhan” sapa wanita disamping Ramdhan. Sarah tersenyum kecil dan menyalami “Sarah”.

          Mereka bertiga terdiam. “Ya udah sayang, aku mandi dulu yaa” kata Lili dan segera berlalu. Sarah memandang kosong wanita yang lihai berjalan masuk ke dalam rumah. “Maksudnya apa Dhan?” tanya Sarah tetap dalam pandangan kosong. “Maaf Sarah, aku memang sudah berubah” jawab Ramdhan pelan. “Kamu buat aku kecewa Dhan. Kalau aja kamu tahu. Aku belajar sekuat tenang buat siapa? Buat kamu. Aku nyari kerja sampai kesini buat siapa? Buat kamu. Dan aku masih sendiri buat siapa? Buat kamu. Tapi kamu sama sekali ngga inget aku Dhan. Aku sangat kecewa sama kamu. Sangat amat kecewa. Nikmatin aja pergaulan baru kamu itu Dhan, tapi aku akan tetap manjaga setiap detail nasihat kamu. Terima kasih.”

END


nb: cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, karakter, dan lokasi itu hanya kebetulan. Enjoy reading :)


BACA JUGA. KLIK! 

5 comments:

  1. Cerpennya bagus mbk. di tunggu cerpen cerpen berikutnya
    Niche blog :)

    ReplyDelete
  2. terima kasih. selalu update insyaallah :D

    ReplyDelete
  3. bagus idenya ver..
    bikin juga dari sisi lilinya dong.. (^^_)

    ReplyDelete
  4. susah nih requestnya, mesti nyari banyak referensi gue. aaakkk -_-

    ReplyDelete
  5. hhaha.. gue yakin kok lu mampu ver. :D
    coba aja dikira2 gimana perasaan lili kalo dia baca email itu. ehh.. gue jd sok ngajarin. -_-"

    cemunguthhlah..

    ReplyDelete