Wednesday, April 17, 2013

Diary She




          Billy, sejak hari itu handphone selalu bawa kemanapun aku pergi. Aku selalu menunggu kamu. Pesan singkat ataupun telepon. Apalah yang salah dari aku, Billy? Mengapa dunia menganggapku sudah gila? Mengapa mereka tidak mengerti sakitnya aku? Sakitnya aku yang merindumu.
        Billy, apakah disana kamu sudah melupakan aku? Tolong jangan jawab iya. Aku mohon Billy. Apakah aku harus pergi ketempatmu, hanya untuk melepas rasa rindu yang menyiksaku ini? Billy, katakan pada mereka bahwa aku ingin kamu kembali, kembali kepadaku. Kembali ke dalam peluk hangat kita.
        Tuhan, berilah kami waktu untuk merasakan cinta itu lagi. Berilah kami waktu sebentar saja. Aku butuh dia, Tuhan. Aku teramat sangat membutuhkan dia saat ini. Hanya dia, tidak lebih.
        Billy, siapa lagi yang akan membelaku nantinya. Aku butuh kamu yang selalu membelaku. Aku butuh kamu yang selalu membawaku ke sebuah rasa bahagia. Hanya kamu yang mampu mengajakku keluar dari pedihnya kehidupanku. Billy, mengapa kamu belum juga mengabariku? Kamu tidak menelpon ataupun mengirimkan pesan singkat. Billy, sepertinya aku sudah tidak mampu bertahan disini. Maaf Billy, aku tidak mau menurut lagi dengan dunia ini yang tidak sen\ang jika kita bersama. Maaf Billy, aku akan menyusul kamu.

Wanita itu berhenti menulis. Ia mngambil sebuah pisau tajam dan menggores nadinya berkali-kali sampai nadi itu terputus. Darah segar mengalir dan menodai kertas diarynya.

END


nb: cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, karakter, dan lokasi itu hanya kebetulan. Enjoy reading :)

2 comments:

  1. ini apaan dah? :D meninggal dong cewenya? hahaha

    ReplyDelete
  2. ACHIL!!! payah nih ngga ngerti, haha :p

    ReplyDelete