Friday, September 20, 2019

PATAH (23)


           Sudah lama sekali Kak Adam tidak datang kerumah, ia sibuk bekerja. Aku senang saat dia lulus segera dapat kerja di kantor tempat penelitian skripsinya. Namun rumah dan kampus terasa sepi karena tidak ada lagi sosok Kak Adam yang jahil tapi ternyata mampu membuatku rindu. "Kak, aku mau kerumah temen ya buat kerja kelompok" Bilqis pamit padaku, aku hanya mengangguk. Aku mengganti saluran televisi sampai berulang-ulang karena tidak ada acara yang bagus. Akhirnya aku memutuskan menonton salah satu acara talkshow yang lebih banyak gibahnya daripada faedahnya. "Assalamualaikum" suara yang aku rindukan tiba-tiba saja terdengar. "Waalaikumsalam" jawabku ragu. Benar saja ada Kak Adam, ia segera masuk dan duduk di sofa menemaniku. "Sepi banget, pada kemana?" katanya sambil melepaskan jaket jeansnya. "Biasalah pada sibuk" jawabku canggung. "Biasanya Bilqis nih yang bikinin aku minum" katanya meledek. Aku miliriknya sebal, apakah dia tidak tahu bahwa aku rindu? Malah meledek dan setengah memuji Bilqis. "Iya udah aku bikinin" aku segera meninggalkan dia di ruang tamu. Walau aku membelakanginya namun aku tahu bahwa ia sedang tersenyum senang karena berhasil membuatku kesal.
            Sampai dapur aku malah duduk dan bingung harus membuat apa. Biasanya memang Bilqis yang rajin menyambut tamu, membuatkan minum dan juga cemilan. "Bingung ya mau bikin apa?" Kak Adam mencubit pipiku dan segera mengambil cangkir. Aku hanya meliriknya dengan muka masam. "Makanya lain kali kalo adeknya bikin minum buat tamu ikutan dong" Ia masih meledek walau tangannya sibuk meracik kopi. "Ngeledek terus sih kak!" jawabku masih dengan muka masam. "Assalamualaikum, loh Adam kok bikin minum sendiri?" suara Tante Lintang mengubah mimik wajahku. "Waalaikumsalam, ngga apa kok Tante udah biasa" jawab Kak Adam. Aku salim pada Tante Lintang sebagai sopan santun saja. "Memang Bilqis kemana, Ra?" tanya Tante Lintang. "Katanya ada kerja kelompok" jawabku seadanya. Akhirnya Tante pamit masuk kamar untuk bersih-bersih.
              Aku dan Kak Adam kembali ke ruang tamu dengan kopi buatan Kak Adam. "Skripsi udah dikerjain?" tanya Kak Adam. Aku hanya tersenyum kuda. Skripsi itu ternyata memang menyeramkan, mencari judul saja sudah susah apalagi sampai cari referensi, membuat penelitian sampai mendapatkan hasil. "Udah sampe mana? Sini aku bantuin" Kak Adam menawarkan bantuan. Akhirnya aku mengambil laptopku dan Kak Adam benar-benar membatuku. Referensi jurnal dan ebook dia juga lumayan banyak dan menunjang judul skripsiku. Rasanya hari ini aku beruntung sekali!

No comments:

Post a Comment