Thursday, July 14, 2011

Perjalanan kelompok etnobotani2 part 1.


Penelitian ini kami lakukan di gunung halimun salak, hmm dibalik lokasinya yang aduhai indahnya tiada tara ternyata udaranya juga dinginnya bisa disamakan dengan kulkas 2 pintu loh (ini malah ga pake pintu, jadi anginnya bebas menusuk kulit) dan ternyatanya lagi, disini tersembunyi keanehan-keanehan yang entah berasal dari kita sang peneliti atau dari perkampungan yang terlalu jauh dari peradaban. Disini kami beranggotakan 4 orang dan karena personilnya Cuma berempat, kita bikin inisial aja ya biar gampang..
pertama si cowo satu-satunya disini adalah seorang cowo dewasa, pintar, sholeh dan rajin mengaji.. hmm kalau aja kalian pernah sholat jamaah yang diimami oleh si cowo ini, pasti kalian bisa khusyu bgt deh sholatnya. Eh? Ini lg bahas apa ya? Haha. Jadi intinya, cowo seperti ini bisa error juga loh di halimun. Kita kasih inisialnya DD.
Yang kedua perempuan yang rempong deh, bawa-bawa obat satu tas, padahal yang jalan Cuma berempat, terus dia nih malah yang suka sibuk foto sana-sini, padahal dia Cuma pendamping bukan yang melakukan penelitian, hehe. Kita kasih inisial dia VV.
Yang ketiga baru nih sang peneliti, cewe cantik, pinter, baik dan paling langsing diantara berempat ini. Cukup iri saya, lah? Nah dia kita kasih inisial RM.
Nah yang terakhir aku, si peneliti juga.. anak terakhir, manja, dan yaa kalian tau lah. Hehe. Kita kasih inisial VS.
Okeh perjalanan kita mulai, pagi setelah sarapan kami langsung berangkat menuju perkampungan untuk melakukan wawancara, perjalanan cukup mengucurkan keringat. Jalanan mendaki satu persatu kami lalai, batu kerikil nan mengganggu perjalan kita abaikan, udara dingin yang menusuk tidak lagi dirasakan sampai akhirnyaa sesuatu yang kami tuju terlihat, sebuah perkampungan. Awal memasuki kawasan ini kami masih bingung, mau mewawancarai siapa ya? Hmm setelah kami mencoba menelusuri kampung, terlihat seorang bapak paruh baya, memakai topi hitam, bajunya bercorak abri dan memakai sepatu boot. Bapak paruh baya ini melihat kami seakan berbicara “neng, gangguin bapak dong.” Eh, bukan gitu lah. Seakan bapak ini berkata “ada perlu apa neng? Sini bapak bantu” nah ini baru bener. Langsung aja kami hampiri beliau dengan secepat kilat. Wuussss. Setelah basa basi sampai nasi tetangga basi, kami pun memulai wawancara kita. Cekidot.



*Ini saat wawancara dengan sibapak paruh baya yang tenyata bapak RW, RM serius bertanya kepada sang bapak dan si VS  yang sibuk mencari aplikasi recorder.*

Setelah kami bertanya masalah warga dan serba serbi lainnya, akhirnya kami mengajak sang bapak kongkow-kongkow. Eh bukan deng, kita jalan keliling kampung buat melihat tanaman yang ada dipekarangan warga yang dapat dimanfaatkan. Nah pas keliling ini sang bapak RW menemukan tanaman yang namanya sumpah bikin ngakak.
Pak RW : ini taneman namanya menyenyen.
VV : fungsinya buat apa pak?
Pak RW : warga sini biasanya pakai ini buat sakit kepala.
RM : bagian apanya pak yang dimanfaatkan?
Pak RW : bagian daunnya ini.
VS : caranya pak?
Pak RW : jadi daunnya ini diremas dengan air lalu disaring untuk diambil airnya saja.
RM : oh trus airnya itu diminum ya pak?
Pak RW : bukan (ekspresi muka keempat orang shok) jadi airnya ini diteteskan ke mata. (keempat orang jungkir balik. gubrak)
DD : jadi obat sakit kepala (tangannya menunjuk ke kepala) tapi ngobatinnya dari mata (tangannya menunjuk ke mata).
Tuh si mentor maksudnya mastiin apa ngeledek dah? Ekspresi mukanya ngajak main debus. Eh?

1 comment:

  1. di share dun il,, biar semuanya tau.
    lucu tauk.

    ReplyDelete