Thursday, April 1, 2021

Tikus


Hai,  namaku Bella.  Aku anak kedua.  Abangku namanya Bobi.  Dia anak yang mirip sekali dengan Papa. Namun anehnya setiap hari mereka selalu ribut seperti perempuan. Mama seorang istri yang sabar dan alim hanya saja agak lambat dalam menerima informasi. 


Beberapa minggu ini rumahku kehadiran banyak tamu.  Bukan tamu yang diharapkan pada umumnya.  Tamu ini menjijikan dan suka membuat rumah menjadi berantakan. Siapa lagi kalau bukan,  Tikus!  Papa dan Bang Bobi setiap malam berpatroli untuk mengusir tamu-tamu ini.  Namun memang mereka berdua itu lebih banyak bicara daripada beraksi, jadilah setiap malam bukannya berkurang tamunya malah semakin bertambah.  


Senin kemarin Papa mendapat racun dari sahabatnya.  Menurut sahabatnya, racun ini sangatlah ampuh.  Bahkan ia menjamin dalam dua malam pasti rumah akan terbebas dari tamu menjijikan itu.  Papa dan Bang Bobi bahagia sekali,  seperti mendapat hadiah ulang tahun yang mahal harganya.  Mereka menaruh racun-racun itu disetiap sudut ruangan.  Mereka sangat yakin usahanya kali ini akan berhasil. 


Setelah dua hari akhirnya rumah kami terbebas dari tamu menjijikan itu.  Tapi anehnya, di belakang lemari masih suka ada suara-suara kecil. Mama sudah baca doa-doa penghilang jin jahat tapi suaranya semakin terdengar. Papa dan Bang Bobi mulai melakukan aksinya lagi. Mereka menggeser lemari dan mendapati satu tikus yang besarnya hampir sama dengan kucing. Bukannya ditangkap atau dipukul,  Papa dan Bang Bobi malah lari kocar-kacir dikejar tikus babon.  Aku yang asik menonton drama korea jadi terganggu dengan teriakan mereka yang melebihi suara bencong taman lawang. Setelah sepuluh menit mereka lari-larian akhirnya Bang Bobi mengambil sapu ijuk dan memukul tikus babon. Sayangnya pukulan Bang Bobi hampir mirip dengan ayunan tangan para penari kipas.  Bukannya mati,  tikus babon malah semakin kencang berlari.  


Aku teralihkan dari menonton drama korea jadi menonton drama tom and jerry live! Posisi duduk lesehan yang nyaman membuatku enggan beranjak walau sepasang anak dan bapak sedang sibuk mengejar tikus babon.  Bagai disambar petir tiba-tiba tikus babon itu berlari menuju kearah aku. Seketika aku ingin menangis karena tikus babon menabrak aku tepat pada kemaluanku.  Walau aku pakai celana double tetap saja terasa sekali sentuhan tikus babon itu. Aku merasa kesucianku telah terambil.  Tikus babon yang tidak punya perasaan itu langsung kabur keluar rumah dan meninggalkan aku yang tersakiti.  


Papa,  Mama dan Bang Bobi bersorak sorai.  Mereka sangat bahagia dengan kepergian Tikus Babon keluar rumah. Sedangkan aku terpuruk menahan tangis.  Keluargaku bahagia atas hilangnya kesucianku. "Dek, mata kamu sampai berkaca-kaca.  Ngga sangka ya Bang Bobi berguna juga di rumah ini?" Mama memelukku erat dan akhirnya air mata aku mengalir sederas-derasnya.  



TAMAT


20 comments:

  1. Jadi ikut berkaca-kacanya bacanya mam 😆

    ReplyDelete
  2. Aku antara mau menangis atau tertawa beb bacanya🤣

    ReplyDelete
  3. Seperti memiliki makna sendiri tikus disini sebenarnya siapa?

    Sri lestari

    ReplyDelete
  4. Jadi keinget dulu lagi asik2 di konsentrasi digubuk merenung tiba2 lagi nyiram ada sikepala item keluar dari lobang jamban😑

    ReplyDelete
  5. Wah suka nulis cerpen gini yaa mba, maknanya dalem banget nih pasti ceritanya sebenernya

    ReplyDelete
  6. Seru ceritanya ! Kocak sih pas bagian mamanya uda baca doa2 penghilang jin eh ternyata yg muncul tikus babon 😄😄🤣🤣

    ReplyDelete
  7. Ngga tau mau ikut berkaca" apa mau ketawa.. 😆✌

    ReplyDelete
  8. Humor banget sama si tamu ga diundang ini, bikin gregetaaaan. Ceritanya uapik kak, aku sampe ketawa bacanya🤣🤣🤣

    ReplyDelete
  9. Ceritanya ngakak bener, apalagi pas mama baca doa penghilang jin🤣🤣🤣

    ReplyDelete