Sunday, March 17, 2013

RISDHA-ku



            Panas terik tak boleh mematahkan semangatku untuk beraktivitas. Aktivitas yang mungkin tidak penting bagi kebanyakan orang. Namun ini penting sekali bagiku, mengamen. Aku memang bukan orang punya namun juga bukan orang kekurangan, aktivitas ini adalah hobby. Bernyanyi diantara banyak penumpang yang beragam, entah mereka terhibur atau terganggu. Setidaknya aku selalu berusaha untuk menghibur, karena tiap pagi akupun selalu merasa terhibur dengan melihat wajahnya :)

            Pagi tadi aku kecewa, karena aku lupa akan hari. Ya, ini adalah hari minggu. Wajah yang selalu aku nikmati disetiap pagi tak ada bila kalender merah. Ternyata wajah itu merupakan candu terhebat yang pernah ada, ia mampu memompa semangatku sampai sore. Lihatlah hari ini, masih siang saja badanku sudah meminta untuk pulang.

            Senin. Ah ini hari senin, lihatlah aku sudah rapi padahal matahari saja masih malu untuk keluar. Aku mengambil gitar andalanku dan memantapkan langkah kakiku keluar rumah. Menunggu bis yang sudah aku hafal jam operasinya dan tersenyum ketika bis itu datang. 

            Aku segera memulai dengan salam hangat sambil membuka mata lebar-lebar, mencari wajah yang telah menjadi canduku. YES! Aku menemukan wajahnya, dia berada dibelakang. Semoga saja suaraku sampai ditelinganya. Aku menyanyikan 3 lagu dengan sebaik-baiknya, berharap dia tahu bahwa lagu ini aku nyanyikan untuk dirinya.

            Selesai dengan memainkan pita suaraku akhirnya aku menyapa satu persatu penumpang untuk mengambil saweran seikhlasnya. Sampai dihadapannya, wajahku mulai memanas. Ia tersenyum. Aku meleleh. Aku berdiri didekatnya, kebetulan penumpang penuh dan bis sedang melewati jalan tol.

            “Duduk sini mas” tiba-tiba saja suara merdu itu mengalir ketelingaku. Aku kikuk menatap arah datangnya suara. “eh, iya makasih” jawabku kikuk. Aku tetap saja berdiri, tak kusangaka wajah yang menjadi canduku itu memiliki suara semerdu ini. “Yah bengong aja, ntar kesambet aja” suaranya terdengar menggoda, dan aku sangat amat tergoda. Tanpa menunggu, aku segera duduk disampingnya. Rasanya seperti mimpi.

            Beberapa menit kami hanya diam, aku dapat medengar degup jantungku. Entah, apakah diapun mendengar. “Udah lama mas ngamen?” tanya wanita itu yang segera membuyarkan lamunanku. “Eh baru sih, 3 bulan lah kira-kira” jawabku mencoba rileks. Ia tersenyum lagi. “Sering naik bis ini ya mba?” tanyaku mencoba mengakrabkan diri. “Iya, berentinya pas di depan kampus sih. hehe” jawabnya lembut, semakin terdengar merdu. “Oh iya, mas suaranya bagus. Kenapa ngga nyanyi di cafe atau dimana gitu? Kan lumayan pendapatannya” wajahnya berubah serius, menampakkan mimik wanita dewasa. “Ah bisa ngamen aja udah syukur mba. Masih mau belajar nih.” Jawabku asal. Wajahku semakin terasa panas. “Eh jangan panggil mba ah, aku kan masih muda. hehe” wajah itu terlihat malu-malu. “Eh iya maaf, emang namanya siapa?” kali ini percakapan seperti sudah diluar kendaliku. “Risdha” jawabnya singkat.

            Setelah hari perkenalan itu kami jadi sering melempar senyum ketika bertemu. Kami seperti teman akrab karena Risdha sering sengaja duduk dibelakang supaya selesai aku mengamen kita akan duduk berdua dan ngobrol berbagai hal. Ia sering bercerita tentang kuliahnya yang banyak tugas. Kadang cerita tentang adiknya yang baru belajar berjalan. Hubungan kita semakin dekat saja sampai rasa ingin memiliki menghampiriku.

            “Risdha, maaf. Aku sayang sama kamu” kataku dengan mantap. Risdha hanya terdiam, jangankan menjawab. Menatap wajahku saja tidak. Aku mulai bingung. “Risdha?” panggilku ragu. “Eh iya mas, makasih” jawabnya mantap. Aku hanya tersenyum. Entahlah apa yang ada di dalam pikiran Risdha. Setelah itu kami tetap ssering ngobrol dan tegur sapa, namun sayangku hanya dibalas ucapan terima kasih. Hanya itu. Namun aku sudah cukup bahagia, karena aku bisa berinteraksi dengan wajah yang telah menjadi canduku itu.

END


baca juga -> KLIK


nb: cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, karakter, dan lokasi itu hanya kebetulan. Enjoy reading :)

No comments:

Post a Comment