Tuesday, November 29, 2011

Mencicipi pengamatan di Muara gembong



Pagi menjelang siang di hari sabtu, 26 november 2011 itu matahari cukup menyengat di terminal tanjung priuk. Kemacetan daerah ibu kota membuat perjalanan kami cukup terhambat. Hambatan tak hanya datang dari kemacetan jakarta, tepat pukul 12.40 WIB kami sudah sampai di pelabuhan dan segera menaiki perahu sri cahaya dan kami harus menunggu sampai pukul 13.13 WIB untuk berlayar. Namun semua itu tak menyurutkan niat untuk pengamatan burung di Muara Gembong, salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Kami Kelompok Pengamat Burung Nycticorax UNJ memulai perjalanan dengan sangat suka cita walau personil kami tidak begitu banyak yaitu, Rezki, Chafid, Mella, Suci, Firly, Esihana, Hike, Dzikrina, Endang, Vera, Dwi dan ada Juliadi, Adin dan Sabrina yang melewati jalur darat. Kami yang melewati jalur laut merasa sangat beruntung, karena saat perjalanan kami sering sekali mengalami perjumpaan dengan burung-burung pantai. Saat pukul 13.27 WIB kami melihat sekumpulan pecuk padi hitam (Phalacrocorax sulcirostris) sedang bertengger di sero, terlihat mata mereka fokus pada air laut dan mencari-cari makanan. Pemandangan seperti ini tidak hanya datang pada 1 burung, kami juga melihat burung dara laut (Sterna sp.) dan burung cangak abu (Ardea cinerea) melakukan hal yang sama namun dalam sero yang berbeda. Sero adalah tiang dari bambu yang digunakan nelayan untuk menahan dan menggiring ikan supaya masuk ke dalam jala.

Setelah menunggu sejam lebih, akhirnya tepat pukul 14.15 WIB kami sampai. Suasana panas segera menyerang setiap sel-sel kulit kami, namun kami tetap bersemangat dan segera beres-beres untuk memulai pengamatan. Beberapa dari kami harus makan siang terlebih dahulu karena bunyi kerucuk dalam perut sudah tak mampu ditahan. Sebelum berangkat pengamatan kami melakukan briefing pukul 16 WIB di dalam rumah pak lurah yang sudah kami sewa. Akhirnya kami membagi diri menjadi 3 kelompok, dan saya masuk ke dalam kelompok 3. Kami pun mulai pengamatan.

Berjalan menuju pematang tambak, kami mulai melihat seperti ada yang bergerak di jalur pematang. Binokuler dengan siaga segera kami gunakan dan ternyata terlihat burung trinil pantai (Tringa hypoleucos)

warna bulunya yang mirip dengan warna pematang membuat kami awalnya tidak mengetahui keberadaan burung ini, setelah sekian lama kami amati ternyata burung ini sedang mencari makan. Burung dara laut biasa (Sterna hirundo) terbang kesana kemari dengan jarak yang cukup dekat. Kami tetap bertahan disini karena cukup banyak burung yang terlihat, burung kokokan laut (Butorides striatus) juga sedang mencari makan didekat burung trinil. Selain dara laut, didekat kami juga banyak burung walet (Collocalia esculenta-linchii) sedang terbang. Mata kami mulai jauh memandang dan terlihat seekor burung berwarna putih bersih yaitu kuntul kecil (Egretta garzetta) dan ada seekor burung terbang dengan gaya yang berbeda, setelah diamati ternyata ini burung cekakak sungai (Todirhamphus chloris).

Di pepohonan sekumpulan burung gereja (Passer montanus) sedang bertengger, kami juga mendapati burung cucak kutilang (Pycnonotus aurigaster) disekitar pepohonan. Dengan bentuk yang sedikit mirip walet, burung layang-layang batu (Hirundo tahitica) terbang didekat kami. Kaki mulai kami langkahkan menyusuri arah pematang, tak jarang kaki kami tertahan karena tanah yang masih basah namun kami melihat ada seekor burung sedikit orange terbang ke arah mangrove, bentet kelabu (Lanius schach). Kaki kami sudah cukup jauh melangkah dan kami mendengar suara nyanyian kahs burung remetuk laut (Gerygone sulphurea) dan melintasnya burung dara laut tengkuk hitam (Sterna sumatrana) kemudian terlihat juga burung blekok sawah (Ardeola speciosa).



Kami sampai berhenti sebentar karena melihat segerombolan burung pecuk padi hitam (Phalacrocorax sulcirostris) terbang dengan formasi indah yang berganti-ganti, dari lurus berbaris sejajar sampai membentuk huruf V. Burung ini bahkan terbang tepat diatas kepala kami, indah sekali. Setelah terpesona cukup lama dengan formasi ini, kami melihat burung kekep babi (Artamus leucorhynchus) terbang rendah dan juga Raja udang biru (Alcedo coerulescens) sambil sayup-sayup terdengar suara burung tekukur (Streptopelia chinensis) menyambut terbenamnya fajar. Sambil menikmati indahnya matahari terbenam, kami menyaksikan burung cangak abu (Ardea cinerea), Itik benjut (Anas gibberifrons) dan dara laut tengkuk hitam (Sterna sumatrana) melintas secara bergantian. Sambil berjalan kami juga melihat burung cabai jawa (Dicaeum trochileum) yang mungil sedang bertengger.



Matahari sudah mulai tak terlihat dan kamipun berjalan pulang ke rumah pak lurah. Sampai di rumah sebagian dari kami mandi dan ada juga yang duduk santai. Selesai sholat magrib kami makan malam bersama yang sudah disiapkan oleh ibu lurah yang sangat baik. Lelahnya perjalanan dan pengamatan membuat kami sangat lahap makan. Perut yang sudah membuncit karena diisi banyak makanan membuat mata ingin terpejam, namun kami tidak ingin melewati agenda selanjutnya yaitu diskusi.

Dibale yang cukup besar, lampu yang sedikit menerangi dan buah mangga menemani diskusi kami malam ini. Setiap kelompok membeberkan hasil pengamatannya, ternyata kebanyakan menemukan hasil yang sama. Karena lokasi kita memang tidak terlalu jauh. Hanya saja ada beberapa yang berbeda, seperti burung kacamata (Zosterops sp.), Cinenen pisang (Orthotomus sutorius), Dederuk (Streptopelia bitorquata), dan Kipasan belang (Rhipidura javanica) didapatkan oleh kelompok 1. Dan kelompok 2 juga mendapatkan hasil yang sama, hanya berbeda 3 jenis yaitu, Kuntul besar (Egretta alba), Cerek (Pluvialis sp.) dan Trinil kaki merah (Tringa totanus). Selesai diskusi, kami mulai merencanakan agenda besok yang harus pengamatan sangat pagi sekali karena kapal kami akan pulang jam 9 pagi. Hati cukup berat menerima kenyataan kalau harus pulang sepagi itu. Selesai diskusi kami tidur mempesiapkan fisik untuk esok hari.

Pagi hari tepat pukul 6 kami mulai pengamatan kembali, kali ini kami berpencar namun tidak membagi jalur karena hanya ingin menambah jenis yang masih kurang. Karena pada tahun lalu saat ke sini mendapatkan 39 jenis dan kemarin kami hanya mendapatkan 27 jenis. Masih banyak ternyata yang terlewatkan. Dan kami berhasil menemukan 8 jenis lagi, yaitu kareo padi (Amaurornis phoenicurus), Perenjak jawa (Prinia familiaris), Gelatik-batu kelabu (Parus major), Bondol peking (Lonchura punctulata), Bondol jawa (Lonchura leucogastroides), Caladi tilik (Picoides moluccensis), Gajahan (Numenius sp.) dan perenjak rawa (Prinia flaviventris). Jadi total burung yang kami dapatkan ada 35 jenis berkurang 4 dari tahun lalu.

Pukul 08.00 WIB kami selesai pengamatan. Mulai beres-beres pulang dan sarapan pagi. Dan tepat pukul 09.00 WIB kapal kami sudah ingin berangkat. Kamipun mulai berpamitan ke ibu lurah an pak lurah lalu menaiki kapal. Selama perjalanan pulang kami merasa masih kurang puas berada di muara gembong. Namun kami harus pulang, karena kapal hanya ada jam 9 pagi dan jam 5 sore. Setiap dari kami mulai berjanji didalam hati akan kembali lagi ke tempat ini, suatu saat nanti. Sampai jumpa lagi burung-burung muara gembong yang cantik-cantik .

No comments:

Post a Comment