Friday, September 7, 2012

STATUS


Kemarin pandangan mata kamu nakal, namun aku menikmatinya. Status? Siapalah yang peduli..

*** 

Angin malam minggu ini sangat menusuk tulang. Pori-pori kulit seperti melebar hingga seluruh rasa dingin mulai merajalela menyiksa kulit. Aku masih saja setia duduk termangu menunggumu. 30 menit sudah kursi kayu ini aku bebani dengan berat badanku yang sudah mulai meningkat.

“Tyo.. sudah lama? Maaf tadi ada sedikit masalah di kampus” sapanya setelah memperlihatkan wajahnya yang teduh dan rambutnya yang sedikit berantakan. Tangannya menaruh helm di salah satu kaca spion motornya. Standar mulai ia tarik dengan kakinya, kini motor dan penghuninya sudah bergaya layaknya iklan-iklan di televisi.
“Baru kok, mau makan apa nih Ger?” ucapku berbohong. Separuh dari otakku tak mampu bekerja dengan baik. Wajahnya dan aroma tubuhnya mampu membiusku dengan seketika.
“roti bakar eddy aja yuk. hehe” katanya dengan senyuman terbaiknya. Hampir saja aku lupa bernafas karena meliat sunggingan bibirnya itu. Aku mengangguk setuju dan mencomot helm yang sudah Geri siapkan. 

Gery memesan dengan cepat, dari raut wajahnya terlihat ia sudah sangat kelaparan. Aku hanya memperhatiakn wajahnya yang tidak henti memancarkan cahaya keindahan. Andaikan saja dia... ah sudahlah. Mungkin nanti pulang dari makan, atau besok, atau minggu depan. Aku yakin ia pasti akan mengatakannya kepadaku.

“Tyo? Bengong aja lu? Ngga makan?” ucapannya mengejutkanku secara seketika. “laper gue ilang mendadak masa, haha” aku tertawa sebisanya. Matanya mulai menatapku dengan pandangan yang sangat sulit aku jelaskan “jangan bilang lu kenyang gara-gara liat muka gue? haha”. Kami tertawa. Tanpa sengaja air minumku terjatuh dan mengenai seorang wanita berbaju merah yang berjalan menuju pintu keluar. “aduuhh ini parah banget deh” kata wanita itu merusak segala keindahan yang sejak tadi aku nikmati. “maaf-maaf” Gery dengan cepat meminta maaf dengan wajah sangat memohon. Aku sampai terdiam beberapa lama. “Hah payah banget” wanita itu meninggalkan kami dengan cepat sambil memanyunkan bibirnya, memperlihatkan betapa kecewanya dia. Gery menyusulnya, aku semakin terdiam. Harusnya aku yang melakukan itu semua, namun mengapa Gery yang harus melakukan itu untuk aku?

Beberapa menit aku menunggu akhirnya Gery kembali lagi. “Gimana Ger? Maaf ya gara-gara gue..” belum selesai aku berbicara Gery sudah melemparkan senyumnya “udah santai, beres ama gue masalah kayak gitu aja. hehe”

*** 

“Mau makan kemana nih kita malem ini? Minggu kemaren udah roti bakar, hmmm” ucapku setibanya Gery dihadapanku. “hmm malem ini ngga bisa nemenin lu nih gue, maaf banget ya yo. Gue udah ada janji” jawabnya agak kikuk. Aku terdiam sejenak, ada apa ini?
“oh gitu, ya udah. Emang lu ada janji ama siapa?” tanya aku dengan rasa ingin tahu yang besar sekaligus rasa takut. Dia terdiam. Rasa ingin tahuku berkurang drastis. Kini yang mendominasi perasaanku adalah takut. Sangat takut. 

“Biasa yo anak muda, mau jalan ama pacar baru. hehe” ucapnya berlagak santai. Seolah tidak ada hati yang hancur. Seolah semua memang tak pernah ada apa-apa. Seolah memang inilah akhir yang seharusnya aku tunggu dari dulu. Kehancuran.

“Anak mana cewek lu? Wah ngga bilang gue..” jawab ku sebiasa mungkin. Menutupi segala luka, menutupi segala hancur dan menutupi atau lebih tepatnya mengubur segala harapan.
“nanti deh gue ceritain, lu tau kok orangnya. Hehe jadi malu nih gue.. yang minggu kemaren kita bikin marah yo” jawabnya malu-malu. Ia seolah tidak tahu atau memang tidak tahu? Atau memang rasa ini hanya milik aku sendiri?

“hah? Cepet banget Ger gerakan lu” reaksi spontan lebih kepada tidak menerima akan kenyataan ini, secepat itu? Sedangkan aku sudah hampir tahunan menanti.
“nanti lah gue ceritain, gue cabut dulu yaa. daahh” pamitnya dan segera pergi meninggalkanku dengan kesakitan.

*** 

Kemarin pandangan mata kamu nakal, aku menikmatinya namun tatapan itu bukan milikku. Itu milik wanita berbaju merah. Status? Aku hanya pajangan usang yang akan dipilih ketika pajangan elok yang lainnya habis terpakai.

END



nb: cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, karakter, dan lokasi itu hanya kebetulan. Enjoy reading :)



No comments:

Post a Comment