Tuesday, November 6, 2012

Mimpi siang bolong

Aku menginginkannya. Aku menginginkannya. Aku sangat menginginkannya. 

*** 

Dengan seragam putih abu-abu aku duduk bersila di samping lapangan, tak peduli mata berkunang-kunang karena terlalu lama memandangi seseorang yang terpapar matahari secara sempurna. Aldi, pemain futsal yang biasa saja. Aldi, yang ternyata luar biasa hebat melekat di hatiku. 

            “Ria, kamu ngga capek?”ucap Aldi sembari berjalan menghampiriku, wajahnya basah keringat. Aku menggeleng yakin. Ia tersenyum manis, memegangi bahuku dan ikut terduduk. Bau matahari di tubuhnya kini mampu tercium oleh indra pembauku. “Permainanku makin payah nih semenjak jatuh” dia memulai pembicaraan. Mataku lurus menatap kakinya yang diluruskan sambil di gerak-gerakkan. “Kamu tetep hebat buat aku, kamu ngga akan pernah buruk untuk aku” ucapku tulus. Aldi tersenyum simpul, kebahagiaan perlahan memasuki jantungku. “Terima kasih ya Ria” ucapnya dengan mata kosong. “aku kan udah biasa nemenin kamu kayak gini, ngga usah makasih. Aku seneng kok.” Jawabku dnegan tulus. Aku melihat keanehan pada wajah Aldi. Wajahnya yang masih basah terus aku pandangi, berharap aku menemukan jawaban atas tatapan kosong itu. “Bukan Ria, bukan untuk itu” sahutnya lagi. Aku terdiam tak mengerti. “Terima kasih sudah membuat aku terlihat sempurna, terima kasih untuk semua rasa kamu sama aku”

***

DEG! Lamunanku buyar seketika. Jantungku berdegup sangat kencang ketika sorot mata itu kini menatapku tajam dan tersenyum manis. Senyum yang sangat mampu membuatku mematung cukup lama. Ah, sorot mata itu. Setidaknya aku pernah hadir dalam pikirannya, walau tidak dalam hatinya. “Pagi buu” ucapnya kemudian sambil mencium tanganku. Badanku semakin mirip patung, sangat kikuk. Sadar Ria, dia itu muridmu... “Pagi juga Aldi..” jawabku sopan. Aku berlalu menghilangkan rasa kikuk yang menggelayutiku.

END



nb: cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, karakter, dan lokasi itu hanya kebetulan. Enjoy reading :)

No comments:

Post a Comment