Monday, May 23, 2011

Bukan Hanya Harapan


                Mati ajalah ni gw, dia ga bakal ngelirik gw, tipenya high class gitu ..” rintih Sari kepada sahabatnya, Rizky. “Yaa lu mah mandangnya gitu, yang penting dalemnya sar..” jawab Rizky menyemangati. Sari berlalu tanpa berbicara lagi, hatinya sudah cukup sakit melihat pujaan hatinya yang buta, buta karena cinta. “Lu udah beneran ga bakal balik lagi Sar sama mantan lu?” tanya Rizky mencoba menganti topic. “Capek gw ky, mending gw cari yang lain, tapi Aris malah begitu” Sari tak sanggup menahan air matanya, sudah cukup lama ia mengagumi sosok Aris, namun Aris tak pernah memperhatikannya sedikitpun. Bahkan Sari kini mulai dekat dengan Aris, namun hanya sebatas sahabat dan tak akan pernah lebih. Aris sosok yang membuat semua iba, cowo satu ini benar-benar buta akan cintanya, semua orang telah memakinya untuk berhenti mengejar wanita itu namun dia seakan tuli.
          Sar, liat Ely ga?” tanya Aris tak berperasaan, Sari hanya menggeleng. Rizky yang melihat kejadian itu langsung menghampiri Sari dan menenangkannya. Siapa Ely? Hah, dia bukan siapa-siapa, hanya seorang cewe berparas cantik dan yaa cukup tajir di kalangan kelas, namun kebanyakan menatapnya miring karena rasa tanggung jawabya yang sangat minim. Bagaimanapun buruknya Ely dimata anak sekelas, toh Ely tetap indah dimata Aris.
          Humor disana-sini, banyak yang melihat kedekatan Sari dengan Aris. “Cieee Sarii, sekarang berduaan mulu sama Aris..” ledek Dewi enteng, Sari memasang raut wajah heran. “Lah, Ely mau dikemanain? Gw mah Cuma temen tauu” bantah Sari menutupi gejolak bahagia di hatinya. “Udah si Sar, sama lu aja.. gw lebih setuju lu sama Aris daripada si Ely” timpal Virgin. Mereka berdua mirip adik kakak, selalu saja berdua. Sari terdiam mendengar mereka bergurau, memperbincangkan betapa butanya Aris yang tidak dapat melihat cintanya tak berbalas. Mereka tidak tahu, didalam lubuk hat Sari yang paling dalam berdoa agar Aris dapat mendengar perkataan mereka.
          Jam istirahat membuat kelas menjadi sangat gaduh, “Heh Aris, jadian aja lu sama Sari, narepin Ely terus mah susah, yang ada aja kenapa sii?” paksa Dewi. “Iya ris, mending juga sama Sari daripada Ely” timpal Virgin. “Ini masalah perasaan ya, ga main-main” jawab Aris tegas. Tanpa mereka sadari Sari mendengar percakapan mereka, namun Sari sudah cukup tegar, ia mampu menahan sedihnya.
          Hari-hari berlalu dan Sari dengan Aris semakin tak terpisahkan. Kedekatan yang tidak wajar jika dibilang sahabat, namun begitulah, sepanjang hari Sari hanya mendengar nama Ely yang disebut merdu oleh Aris. Diam-diam Sari menikmati kedekatan ini, Sari merasa Aris ingin berusaha melupakan Ely, walau tetap saja Aris menatap Ely dengan pandangan penuh cinta. Gossip mulai menyebar, semua menyangka Sari menjalin hubungan dengan Aris, dengan gossip ini Sari merasa tidak enak, karena Ely sering menatapnya dengan pandangan tidak bersahabat. Setiap kali Sari ingin menjauh dari Aris, selalu saja Aris mencari cara agar tetap dekat dengan Sari. Tanpa ia sadari, Aris mulai tertarik dengan Sari, tapi ah! Cinta buta itu membuatnya sulit melihat cinta yang sesungguhnya.
          Suatu sore, Dewi dan Virgin mengajak Sari dan Aris ke loteng atas kampus, mereka ingin sekali kesana karena Aris mengumbar keindahan disana dengan berlebihan. Kami pun kesana dan berfoto-foto, saat Sari mengamati Dewi dan Virgin berfoto-foto dengan bahagianya Aris menghampiri dan berbisik, “Sar, gw mau ngomong bentar”. Sari terkejut dan menunduk, menunggu kata-kata dari Aris, namun Aris hanya terdiam. “Mau ngomong apa si? Serius bgt kayaknya”ledek Sari dengan debar jantung yang tak karuan. “Gw punya kesempatan ga buat deket sama lu?” tiba-tiba saja Aris berkata seperti itu, Sari terpaku. “Maaf gw ga bisa, lu kan sukanya sama Ely” jawab Sari sedih. “Nama dia udah lenyap Sar, dan sekarang yang ada hanya nama lu” bela Aris. “Gw ga tau deh ris” kata-kata Sari mengiringi langkahnya menghampiri Dewi dan Virgin. Aris menunduk dan mengikuti langkah Sari.
          Malamnya Aris gelisah, ia tidak menyangka Sari akan menjawab begitu. Aris sudah menetapkan hatinya pada Sari namun Sari tidak yakin, ah! Percintaan anak sekarang memang sangat rumit. Dengan sisa tenaga yang ada Aris mencoba sms Sari, “Sar, pelit lu, masa ga ada kesempatan buat gw si” dengan hati-hati Aris menekan tombol handphonenya. Sari terkejut mendapat sms dari Aris, hatinya bimbang membaca pesan itu, beberapa menit ia kumpulkan hanya untuk memikirkan balasan kata-kata yang baik. “Maaf ris, emang kenapa pengen deket sama gw? Ely gimana?’ perlahan ia mengirim sms ke Aris. Hah cinta memang gila, semuanya serba ribet. “Gw udah ga ada rasa sama Ely, sekarang gw suka sama lu” secepat kilat Aris membalas sms Sari karena ia benar-benar ingin meyakinkan Sari. “Cepet bgt ya pindah hati, gw butuh bukti” Sari ketus membalasnya. Maklum, Sari baru saja tersakiti oleh mantannya yang tidak menepati janjinya, segala upaya ia lakukan untuk mantannya itu namun balasannya adalah pengkhianatan, Sari tak akan rela disakiti lagi.
          Setiap hari Aris mencoba melakukan yang terbaik untuk Sari, ia ingin membuktikan bahwa hatinya benar-benar telah menjadi milik Sari. Hari-hari Sari kini bahagia, namun mereka belum memiliki ikatan yang pasti dan ini membuat semua sahabat Sari kesal. Rizky, Dewi dan Virgin selalu memaksa Aris mengatakan cintanya secara resmi kepada Sari, namun Aris sudah mimikirkan hal ini dengan matang. Jumat pagi, Sari diminta untuk bertemu dengannya, Saripun datang. Dengan waktu yang cukup lama, akhirnya  Aris mengatakan cintanya pada Sari. “Sar, gw cinta sama lu” jantung Sari dan Aris berdegup dengan kencang. Sari terdiam dan mengeluarkan sebuah note yang berisi permintaan-permintaan Sari, Aris menatapnya dengan heran. “Baca langsung jawab ya, jangan pake mikir” perintah Sari, Aris hanya mengangguk pelan dan tak mengerti apa maksud Sari. Sari membuka kertas pertama dan Aris mulai membacanya..
Tahu kah kamu ?
Aku masih merasakan serpihan kepedihan saat ini ..
Luka kemarin sangat dalam, dan aku butuh banyak hiburan yang dapat melupakan semua memori itu
Apa kamu mampu membuatku selalu tersenyum ?
Aris mengangguk yakin dan berkata “Aku akan berusaha”. Sari membuka lembar berikutnya ..
“Beneran udah bisa lupa sama pujaan hati kamu dulu ?”
Aris mendesah,, “Kan gw udah bilang, udah ga ada rasa” Sari hanya diam dan membuka lembar berikutnya

“Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi nanti kan ?
Jika nanti kita jadi menjalin hubungan dan harus berakhir ..
Apa kamu akan tetap berteman dengan aku seperti dulu ?”
yaa lu liat aja gw sama Ely, biasa aja kan? Tetep temenanlah ..’ jawab aris yakin dan Sari tetap diam membuka kertanya lagi
“ Aku mau kamu bukan Cuma ada saat aku senang tapi saat sedih juga, bisa?”
yaiyalah” jawaban Aris makin yakin.
“Bisa nerima semua kekurangan aku ?”
iya, bisa” Aris sudah mulai nyaman menjawab lembar demi lembar dari Sari.
“Beneran udah yakin niii sama aku ?”
yakin banget!” senyum mulai mengembang di wajah Aris namun Sari tetap diam.
“SIAP JADI IMAM ?”
SIAP!!” kali ini jawaban Aris sangat lantang.
“Bisa jadi cowo romantis tapi ngga lebay ?”
Hmm.. diusahain deh yaa, hehehe” Aris mulai rendah diri. Dan Sari membuka lembar terakhirnya..
“Tapi maaf banget …
Aku ngga bisa …
Hah? Kenapa Sar?” wajah Aris memucat dan tak percaya. Sari hanya diam dan memasukan notenya kedalam tas. Aris berusaha meraih tangan Sari namun selalu di tangkis. Sari beranjak dari duduknya dan perlahan melangkah pergi, Aris mengikutinya dan Saripun menengok sambil berbisik “Gw ngga bisa nolak lu”. Sari berlari kencang, aris pun mengejarnya dengan rasa jengkel, mereka berlarian dengan bahagia. ^_^ 


nb: cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, karakter, dan lokasi itu hanya kebetulan. Enjoy reading :)

No comments:

Post a Comment