Beberapa
hari ini aku jadi suka nontonin youtube, nyari hiburan baru. Banyak juga artis
youtube yang aku dengarkan satu persatu suaranya. Artis yang berawal dari
youtube ternyata lebih berkualitas dan aku menemukan satu artis yang suaranya
mampu menenangkan segala gundah hatiku.
Andra,
22 tahun, mahasiswa tingkat akhir. Selain suaranya, ternyata wajah dan
kepribadiannya cukup membuat aku semakin tertarik. Sejak aku jatuh hati pada
video-videonya, aku mulai mengikuti semua jejaring sosialnya. Sosok yang sangat
memesona, aku benar-benar telah jatuh hati.
‘Lagi
ngapain lu dha? Serius amat’ suara Dewi mengagetkanku. ‘Ini lagi liat video
Andra, kece banget deh’ jawabku semangat. ‘Oh lu ngefans ama dia? Dia kan anak
Binus’ kata-kata Dewi membuatku berhenti menatap wajah Andra yang sedang
bernyanyi. ‘Lu tau juga?’ tanyaku. ‘Iya, kebetulan cowok gue anak Binus juga.
Awal bulan kampus mereka mau ngadain acara dansos gitu, kayaknya Andra bakal
ngisi deh’ Dewi benar-benar sepoerti Dewi yang datang dari khayangan, wajahnya
tampak bersinar. ‘SERIUS LO? AJAK GUE WI!!’ teriakku makin menjadi.
Semenjak
kejadian itu aku jadi makin dekat dengan Dewi. Ternyata Dewi baik sekali,
menyesal aku dulu sempat kesal dengannya karena gayanya yang modis. Rasanya
setiap proses pemesanan tiket sampai tiket itu benar-benar ada di tangan sangat
menyenangkan. Tak sabar ingin bertemu dengan sang idola.
Hari
dimana aku akan bertemu dengan Andra sangat menegangkan, aku seperti mimpi bisa
melihat Andra secara langsung. Aku hanya mampu berdiri mematung ketika melihat
sosok Andra diatas panggung, mataku nyaris tak berkedip. Suaranya dan gerakan
tubuhnya benar-benar telah menghipnotis aku. Aku berdiri bertiga dengan Dewi
dan pacarnya, namun aku sama sekali tidak mempedulikan mereka berdua. Aku
terfokus hanya pada Andra.
Selesai
acara Dewi dan pacarnya mengajakku berkumpul dengan panitia, aku hanya
mengintil seperti anak bawang. Sampai ditempat panitia aku hanya duduk sendiri
karena tidak begitu mengerti dengan yang mereka bahas. ‘Hei, kok sendirian?’
suara itu menghilangkan rasa kantukku. ‘ANDRA?’ teriakku. ‘eh sorry, gue bikin
lu kaget ya?’ suaranya makin terdengar merdu. ‘Eh ngga kok, hehe’ rasa canggung
semakin menjalar ditubuhku.
‘Andra!
Kemana aja lu?’ suara ngebass khas pacarnya Dewi memecah kesunyian. ‘Sorry bos,
makan dulu gue. Gimana?’ jawab Andra. Akhirnya mereka berdua berbincang-bincang
masalah acara yang baru saja berakhir. Makin terasa seperti mimpi, baru saja
Andra menyapa aku. Menatap mataku dan ahhh rasanya jantung ini ingin lepas dari
tempatnya.
‘Dha,
sorry ya agak lama. Cowok gue emang tanggung jawab banget orangnya, jadi ngga
bisa dia ninggalin acara kalo belum beneran beres’ suara Dewi terdengar
menyesal. Aku hanya tersenyum menunjukkan rasa simpati dan tidak ingin membuat
Dewi merasa tidak enak. ‘Yang, aku udah selesai nih. Kita pulang yuk’ suara
khas pacar Dewi membuat hatiku sedikit lega karena memang ini sudah larut
malam. ‘Andra, lu jadi mau nebeng ngga?’
JLEB! Jantungku seperti terpental dari
posisinya.
‘Yoo
bos, ikut gue yaa’ suara Andra terdengar jelas dan derap langkahnya terdengar semakin
mendekat. Kamipun berjalan menuju mobil pacarnya Dewi. Alhasil aku dan Andra
duduk berdua dibelakang, jantungku semakin tidak bersahabat. ‘Eh tadi kita
belum sempet kenalan ya? hehe’ Andra berusaha menghilangkan keheningan yang
ada. ‘Eh iya, aku Firdha’ jawabku canggung. ‘Gue Andra’ dia mengarahkan
tangannya kepadaku, mengajak bersalaman. Salaman terhangat yang pernah aku
rasakan.
‘Weh
Andra modus aje lu, ahhaha’ suara bass itu memancingku untuk tertawa. ‘Ah
namanya juga usaha bos’ jawab Andra ngasal, aku makin sesak nafas. ‘Dasar
jomblo lapuk, haha’ pacar Dewi terus saja meledek, mereka berdua sama sekali
tidak mengerti perasaanku yang sudah campur aduk untung saja Dewi diam dan
tidak ikut-ikutan. ‘Wah kebetulan nih berdua jomblo, haha. Andra, si Firdha kan
ngefans banget sama lu’
MATI
GUE!
‘Apaan
sih lu wi, mulai deh’ mukaku terasa panas. Beruntung ini didalam mobil dan
suasana malam, wajah merahku tak akan terlihat. Keringat dingin semakin
menjalar diseluruh tubuhku. ‘haha santai aja Dha, mereka mah emang paling jago
deh urusan ngeledek jomblo-jomblo kece kayak kita. haha’ suara Andra sedekat
ini, sehangat ini dan sebahagia ini. Andai ini mimpi, aku tidak ingin terbangun
ya Tuhan.
END
nb: cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, karakter, dan lokasi itu hanya kebetulan. Enjoy reading :)
nb: cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, karakter, dan lokasi itu hanya kebetulan. Enjoy reading :)
No comments:
Post a Comment