.
.
"Lu dianter siapa?"
"Jody"
"Udah putus lu sama Robi?"
"Belum, hehe. Lebih tepatnya dia ngga mau gue putusin. Biarin lah gue selingkuh dulu"
"Gila lu"
"Biarin aja lah, lagi haus gue. Haha"
.
.
Sheryl ternyata lebih memilih bermain api. Hati kecil aku tidak setuju tapi melihat sahabatku lebih ceria daripada biasanya membuatku sedikit luluh. Ternyata 'nakal' dia kali ini sudah membuat hidupnya lebih ceria. .
.
"Btw, gimana reuni lu kemaren?"
"Ya, akhirnya gue ketemu Daffa. Tapi, dia udah nikah"
"Wah gila tuh si Daffa"
"Kok gila?"
"Ya masa dia nikah ngga ngajak lu, Bell. Ngga ngajak gue juga, kan kita juga mau nikah"
"Tau ah, lu yang gila"
"Hehe"
.
.
Sheryl memang sahabat yang beda. Dia anti memberi kata "sabar". Dia lebih senang membuat sahabatnya tertawa dengan lelucon "receh" dia daripada memberi nasehat yang memang bukan keahlian dia. Aku beruntung punya sahabat seperti Sheryl. 😊
.
"Lu dianter siapa?"
"Jody"
"Udah putus lu sama Robi?"
"Belum, hehe. Lebih tepatnya dia ngga mau gue putusin. Biarin lah gue selingkuh dulu"
"Gila lu"
"Biarin aja lah, lagi haus gue. Haha"
.
.
Sheryl ternyata lebih memilih bermain api. Hati kecil aku tidak setuju tapi melihat sahabatku lebih ceria daripada biasanya membuatku sedikit luluh. Ternyata 'nakal' dia kali ini sudah membuat hidupnya lebih ceria. .
.
"Btw, gimana reuni lu kemaren?"
"Ya, akhirnya gue ketemu Daffa. Tapi, dia udah nikah"
"Wah gila tuh si Daffa"
"Kok gila?"
"Ya masa dia nikah ngga ngajak lu, Bell. Ngga ngajak gue juga, kan kita juga mau nikah"
"Tau ah, lu yang gila"
"Hehe"
.
.
Sheryl memang sahabat yang beda. Dia anti memberi kata "sabar". Dia lebih senang membuat sahabatnya tertawa dengan lelucon "receh" dia daripada memberi nasehat yang memang bukan keahlian dia. Aku beruntung punya sahabat seperti Sheryl. 😊
No comments:
Post a Comment