Billy, sejak hari itu
handphone selalu bawa kemanapun aku pergi. Aku selalu menunggu kamu. Pesan
singkat ataupun telepon. Apalah yang salah dari aku, Billy? Mengapa dunia
menganggapku sudah gila? Mengapa mereka tidak mengerti sakitnya aku? Sakitnya aku
yang merindumu.
Billy, apakah disana kamu sudah melupakan
aku? Tolong jangan jawab iya. Aku mohon Billy. Apakah aku harus pergi
ketempatmu, hanya untuk melepas rasa rindu yang menyiksaku ini? Billy, katakan
pada mereka bahwa aku ingin kamu kembali, kembali kepadaku. Kembali ke dalam
peluk hangat kita.
Tuhan, berilah kami waktu untuk
merasakan cinta itu lagi. Berilah kami waktu sebentar saja. Aku butuh dia,
Tuhan. Aku teramat sangat membutuhkan dia saat ini. Hanya dia, tidak lebih.
Billy, siapa lagi yang akan membelaku
nantinya. Aku butuh kamu yang selalu membelaku. Aku butuh kamu yang selalu
membawaku ke sebuah rasa bahagia. Hanya kamu yang mampu mengajakku keluar dari
pedihnya kehidupanku. Billy, mengapa kamu belum juga mengabariku? Kamu tidak
menelpon ataupun mengirimkan pesan singkat. Billy, sepertinya aku sudah tidak
mampu bertahan disini. Maaf Billy, aku tidak mau menurut lagi dengan dunia ini
yang tidak sen\ang jika kita bersama. Maaf Billy, aku akan menyusul kamu.
Wanita itu berhenti
menulis. Ia mngambil sebuah pisau tajam dan menggores nadinya berkali-kali
sampai nadi itu terputus. Darah segar mengalir dan menodai kertas diarynya.
END
nb: cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, karakter, dan lokasi itu hanya kebetulan. Enjoy reading :)
nb: cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, karakter, dan lokasi itu hanya kebetulan. Enjoy reading :)
ini apaan dah? :D meninggal dong cewenya? hahaha
ReplyDeleteACHIL!!! payah nih ngga ngerti, haha :p
ReplyDelete