Kuliner yang kesekian ratus kali bersama kamu. Kamu yang
selalu mengajakku berkeliling kota, menyusuri setiap jalanan tikus hanya untuk
mencari makanan yang baru. Kuliner kali ini kamu mengajakku menelusuri jalanan
sempit di pinggiran manggarai. Aku selalu bersemangat setiap mencoba hal baru
bersama kamu.
“Bee, kamu
mau pesen setengah porsi apa satu porsi nih? Atau satu setengah? haha” suara
kamu terdengar meledek. Aku tersenyum kecut dan mengangkat telunjukku yang
artinya aku pesan satu porsi. Terkadang aku memang suka pesan setengah porsi
karena takut rasa makanannya kurang enak, namun aku lebih sering nambah karena
merasa kurang kenyang.
Kita selalu
makan dalam posisi berhadapan, sama sekali tidak malu dengan ekspresi wajah
kita yang beringas saat makan. Kamu yang selalu tertawa setiap melihat wajahku yang
beringas. Piring-piring kita sudah bersih tak bersisa, ini berarti kita memberi
nilai “good” untuk kuliner kali ini. Agenda rutin kita setelah makan adalah “nyemil
choki-choki”. Kegiatan yang aneh tapi inilah yang membedakan kita dari pasangan
yang lain, kita memang sesama penggila coklat.
Sore ini
kamu membawa aku pulang lebih cepat, aku setuju saja tanpa memiliki firasat
apapun. Satu jam kemudian pesan singkat datang dari nomermu. “Kak, ini aku
adiknya bang Tito. Aku mau gambarin kalo bang Tito tadi kecelakaan dan sekarang
masih koma di rumah sakit” Air mata jatuh tanpa bisa berhenti. Kakiku melangkah
dengan cepat, ingin segera bertemu wajahmu. Rindu begitu saja datang seperti
mencekik tenggorokkanku. Aku sangat merindukan kamu.
Wajah-wajah
keluargamu penuh dengan air mata. “Bang Tito udah pergi, bang Tito udah ngga
akan balik lagi” suara adik kamu seperti petir yang menghancurkan hatiku.
Pandangan seketika menjadi gelap dan sekotak choki-choki menyentuh tanganku. “Ini
dari bang Tito. Tapi kakak jangan makan choki-choki terlalu banyak yaa, jangan
sampai sakit diabetes kayak bang Tito.”
END
nb: cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, karakter, dan lokasi itu hanya kebetulan. Enjoy reading :)
nb: cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, karakter, dan lokasi itu hanya kebetulan. Enjoy reading :)
ini flash fiction atau asli pengalaman ?
ReplyDeleteterharu :')
cerpen, cuma fiksi :) makasi yaa
ReplyDeletetragis amat cuuum :'(
ReplyDelete:')
ReplyDelete