Terakhir kali aku kesini sama Abang. Saat itu semuanya baik-baik saja. Aku dan Abang adalah kakak beradik yang sangat bahagia waktu itu. Abang mentraktir aku karena habis jadian dengan pujaan hati.
Hari ini kita kembali lagi kesini. Sayangnya kita berdua sama sekali tidak bahagia. Kita harus memutuskan untuk terpisah. Siapa yang akan ikut Ibu dan siapa yang akan ikut Ayah. Jujur aku sama sekali tidak tahu harus memilih siapa. Aku hanya ingin keluarga kita tetap utuh, namun itu tidak mungkin.
"Kamu sama Ayah aja ya, Abang biar jagain Ibu" Abang sudah memutuskan. Keputusan yang sangat baik menurutku. Aku mungkin ngga akan sanggup ikut Ibu. Ibu terlalu depresi dengan pengkhianatan Ayah. Sedangkan Ayah tidak mungkin aku biarkan sendiri disaat seperti ini.
"Kalo Ayah nanti nikah lagi gimana, Bang?" pertanyaan itu muncul begitu saja. Abang terdiam, aku yakin Abang juga memikirkan itu sejak tadi. Kami memang masih berumur belasan tapi otak dan hati kami dipaksa dewasa saat ini. "Ya kamu sebagai syaratnya. Perempuan itu harus mau nerima kamu" Abang meneguk minumannya. Abang tampak tenang walau aku tahu hatinya pasti kacau.
"Aku mau ikut Abang sama Ibu.." aku menangis. Ternyata jiwa aku masih terlalu kecil. Aku tak mampu menanggung beban ini. Aku tak suka dengan keadaan ini. Aku hanya ingin kami kumpul selayaknya keluarga, bukan terpisah-pisah. Abang memelukku. Kita sama-sama belum siap dengan keadaan ini.
#30haribercerita #30hbc22 @30haribercerita #30hbc2207
No comments:
Post a Comment