Friday, April 12, 2019

TERLALU CINTA (21)



          Bastian dan Gwen menuju kantor yang di beri tahu oleh Bang Andri. Mereka menunggu dari pagi sampai sore, tapi tanda-tanda keberadaan Rere belum juga terlihat. "Salah orang kali tuh Bang Andri" Bastian lelah. Gwen masih semangat menunggu. Gwen yakin hari ini dia pasti menemukan Rere.
           Selang setengah jam, Rere keluar bersama seorang laki-laki. "Rere!" Gwen memanggil dengan setengah berteriak. Saat itu suasana sangat ramai. Rere terkejut dengan siapa yang memanggilnya. "Ada perlu apa kalian disini?" Rere menatap Gwen dan Bastian sinis. "Maaf, mungkin kalian bisa bicara, biar gue pergi dulu" Gwen pamit. "Diam disini lu Gwen" Rere membentak Gwen. "Puas lu, Gwen? Lu udah puas dengan semua yang terjadi sama gue?" Rere mendekatkan wajahnya pada Gwen. "Rere, kamu apa-apaan sih?" Bastian mencoba melerai. Gwen masih terkejut dengan kata-kata Rere. "Kamu yang apa-apaan! Aku pergi dari rumah sudah lama, kamu kenapa ngga cari aku?" Rere menangis. "Ibu meninggal, apa kamu tahu?" Bastian membentak Rere.
           Rere terkejut. Ia tidak menyangka kalau Ibu meninggal, tapi amarah di dalam hatinya tidak dapat terbendung lagi. "Gue tahu kalau gue emang ngga pernah di harapkan dalam keluarga kalian, jadi lebih baik gue pergi kan?" Rere masih menatap sinis Bastian dan Gwen. Bastian terdiam. Bastian memang tidak pernah sedikitpun menginginkan Rere menjadi istrinya, sama seperti Ibu.
           "Rere, lebih baik kamu pulang" Gwen menatap Rere tulus. "Lu ngga tahu sakitnya jadi gue! Setiap hari Ibu cuma nanyain lu, gue engga pernah di anggap ada" kali ini Rere meneteskan air matanya. "Sekarang gue mau jujur, gue engga hamil. Bastian ngga pernah nyentuh gue. Bastian tahu itu, sangat amat tahu" Rere jujur. Gwen terkejut. Gwen menatap Bastian dengan banyak tanda tanya. "Sekarang gue mau pergi, kita urus perceraian kita" Rere pergi meninggalkan Bastian dan Gwen. 

No comments:

Post a Comment