Tepat tiga bulan Gweni menjadikan Jogja sebagai tempat tinggal dan mencari rejeki. Gweni belum pernah pulang ke Jakarta karena kesibukan yang semakin menjadi-jadi. Beruntungnya hubungan Gweni dengan Dion berlangsung baik dan mereka sudah menjadi sepasang kekasih. Gweni belum bercerita pada Bastian, ia belum menemukan waktu yang tepat untuk bercerita. Bastian terasa semakin jauh, jelas terlihat bahwa ia tidak minat membicarakan Dion.
"Gwen, lu kapan balik?" suara Bastian terdengar serak di ujung ponsel Gweni. "Kapan yaa? Hahaha betah gini gue di Jogjaa" Gweni meledek. "Ibu gue nanyain lu nih, dia lagi bikin cookies baru katanya pengen lu nyobain" Bastian masih terdengar serak. "Waaah gilaaa gue kangen banget sama Ibuu.. Apalagi cookies bikinan Ibu.. Pasti enak bangeet.. Duh, gue jadi pengen pulanggg" Gweni sampai terduduk dari posisi tidurnya. Ia sangat antusias mendengar bahwa Ibu mencari dia. "Apa perlu gue jemput?" Bastian terdengar sungguh-sungguh. "Astaaaggaaaa.. Ngga perlu laah, minggu depan deh kalo lowong gue balik. Kangen juga gue sama rumah, sama Bang Andri juga.. Apa kabar tuh orang?" Gweni semakin antusias mengingat Jakarta. "Lu ngga kangen gue?" Bastian memancing. "Kangeeeennn laahh.. Lu sih ngga usah di tanya, malaikat juga udah tahu" Gweni terang-terangan. Mereka sama-sama tertawa. Hati mereka menghangat, namun mereka menahannya. Cukup. Perasaan hangat seperti itu saja sudah cukup bagi mereka.
No comments:
Post a Comment