Aku memberanikan diri menyalami teman-teman Bang Indra termasuk Bang Ramzy dan perempuan di sebelahnya. "Ini adek lu, Ndra?" perempuan itu menyalami aku sambil bertanya pada Bang Indra. "Yoiii" jawab Bang Indra singkat. "Cantik loh" perempuan itu memujiku, aku menatap Bang Ramzy yang mulai salah tingkah. "Oiya nama gue Intan" ia memperkenalkan diri. "Pacarnya Ramzy itu, Ra" Bang Indra memberi tahu. Aku sudah hampir meneteskan air mata tapi aku berusaha menahannya. "Pacar? Calon istri dong!" Bang Rully menanggapi. Mereka semua tertawa-tawa dengan celotehan Bang Rully tapi terlihat jelas bahwa mereka semua setuju dengan ucapan Bang Rully. Aku segera pergi meninggalkan mereka, aku berharap tidak ada yang tahu bahwa aku menangis lagi.
Aku menangis lagi, aku merasa bodoh! "Ra, udah jangan nangis lagi. Banyak orang" Ghea berusaha menenangkan aku. "Gue minta maaf, Bi" tiba-tiba suara Bang Ramzy ada si sampingku. Aku menghapus air mataku, aku sama sekali tidak ingin Bang Ramzy melihat aku menangis. "Gue bisa jelasin semuanya, Bi" Bang Ramzy memegang tanganku. Aku segera menepisnya dan pergi. "Bi, tolong dengerin gue dulu" Bang Ramzy tetap berusaha menahanku. "Maaf aku sibuk, Bang!" jawabku sambil terus pergi meninggalkan Bang Ramzy.
Selesai acara aku lebih memilih ikut Ghea kerumahnya. Aku tidak ingin pulang, suasana hatiku benar-benar kacau. "Seriusan lu mau nginep disini?" tanya Ghea saat sampai di rumahnya. Aku mengangguk yakin. Pukul 7 malam Bang Indra datang menjemput, tapi aku tidak mau ikut pulang. "Ra, Bang Indra jemput tuh" Ghea menunjuk ke arah teras. Aku acuh tak acuh.
"Raranya ngga mau pulang katanya, Bang" kata Ghea. "Itu anak kenapa sih? Papa nikah malah uring-uringan gitu" Bang Indra menggaruk rambutnya. "Dia butuh waktu buat adaptasi kayaknya, Bang. Apalagi tadi Bang Ramzy bawa cewek" Ghea mencoba menjelaskan kondisi sahabatnya. "Ramzy? Kenapa emang?" Bang Indra makin bingung. "Bang Indra ngga tahu kalau Rara deket sama Bang Ramzy?" Ghea malah ikut bingung. "Astaga! Gue kecolongan!" Bang Indra kesal sendiri. Ghea melihat Bang Indra dengan iba namun ia tidak bisa membantu apa-apa. "Bang Indra tenang aja, Rara aman kok disini. Pelan-pelan Ghea usahain bujuk Rara untuk pulang." Ghea mencoba menenangkan Bang Indra yang terlihat sangat kacau. Bang Indra pulang tanpa hasil, tapi ia tahu kalau sahabatnya ternyata berkhianat. Sahabatnya sudah menyakiti hati adiknya.
No comments:
Post a Comment