Sudah pukul sebelas malam dan aku masih terjaga di ruang tengah. Dekorasi sudah selesai, hasilnya sangat cantik untuk acara lamaran. Bang Indra memberi kesan merah muda dan biru sesuai warna kesukaan Tante Linda dan Om Satria. "Loh Dek, belum tidur?" suara Papa mengejutkan aku. "Iya, nungguin Papa" jawabku singkat. Papa duduk di sofa dan membuka jas serta dasinya. Aku mengambilkan Papa air dingin. "Kamu harusnya tidur cepat, besok kan ada acara. Nanti kamu ngantuk." Papa merebahkan badannya sambil mengamati hasil dekorasi. "Kalo nanti Tante Linda nikah, kita gimana?" aku membuka diskusi yang sejak pagi aku pendam. "Anak Papa kan sudah pada besar, sudah bisa mengurus diri sendiri. Keluarga kita akan baik-baik saja, Dek" Papa menatap aku. Aku mencoba memilih kata-kata yang tepat. "Semenjak Tante Linda tinggal disini, aku ngga ngerasa kesepian." aku berusaha menahan air mata. Papa terdiam dan mencoba mencari jawaban di langit-langit ruangan. "Tante Linda berhak bahagia, Dek. Papa ngga mungkin menahan Tante kamu itu disini. Tantemu itu harus menjalani kehidupan di level selanjutnya" Papa menarik nafas panjang.
"Loh kok pada kumpul disini?" suara Tante Linda terdengar dari belakang. Papa tersenyum simpul. "Keponakanmu ini masih belum bisa terima sebentar lagi bakal di tinggal kamu, Lin" Papa melirikku. Aku mendengus kesal. Tante Linda duduk di sampungku dan memelukku hangat. "Maafkan Tante yang ngga bisa nemenin Rara lagi, tapi Tante janji kalo Tante akan selalu ada si saat Rara butuh" suara Tante Linda sangat menghangatkan hati. "Ajarin Rara masak kayak Tante" aku memeluk Tante Linda makin erat. Tante Linda mengiyakan kemauan aku, padahal Tante Linda tahu kalau aku goreng telur saja harus pakai jurus Captain Amerika.
Malam itu akhirnya aku bisa merelakan Tante Linda untuk melanjutkan kehidupannya di level yang lebih tinggi. Nantinya mungkin aku akan sangat kerepotan, tapi aku janji untuk mandiri. "Kamu harus belajar masak yang bener, nanti kan kamu juga akan nikah. Jangan sampe setiap masak haris pakai baju dinasnya Captain Amerika, ahaha" Tante Linda meledek. Aku memasang muka kesal tapi tak kuasa untuk terus memeluknya.
"Sudah yuk tidur, Papa udah ngantuk bangeet" Papa bergegas menuju kamarnya. Aku dan Tante Linda juga menuju kamar kami masing-masing. Besok harus menjadi hari yang paling bahagia untuk Tante Linda dan juga keluargaku. Aku jadi tidak sabar menunggu hari esok.
No comments:
Post a Comment