Kemarin
pandangan mata kamu nakal, namun aku menikmatinya. Status? Siapalah yang
peduli..
***
Angin malam
minggu ini sangat menusuk tulang. Pori-pori kulit seperti melebar hingga
seluruh rasa dingin mulai merajalela menyiksa kulit. Aku masih saja setia duduk
termangu menunggumu. 30 menit sudah kursi kayu ini aku bebani dengan berat
badanku yang sudah mulai meningkat.
“Tyo.. sudah
lama? Maaf tadi ada sedikit masalah di kampus” sapanya setelah memperlihatkan
wajahnya yang teduh dan rambutnya yang sedikit berantakan. Tangannya menaruh
helm di salah satu kaca spion motornya. Standar mulai ia tarik dengan kakinya,
kini motor dan penghuninya sudah bergaya layaknya iklan-iklan di televisi.
“Baru kok,
mau makan apa nih Ger?” ucapku berbohong. Separuh dari otakku tak mampu bekerja
dengan baik. Wajahnya dan aroma tubuhnya mampu membiusku dengan seketika.
“roti bakar
eddy aja yuk. hehe” katanya dengan senyuman terbaiknya. Hampir saja aku lupa
bernafas karena meliat sunggingan bibirnya itu. Aku mengangguk setuju dan
mencomot helm yang sudah Geri siapkan.
Gery memesan
dengan cepat, dari raut wajahnya terlihat ia sudah sangat kelaparan. Aku hanya
memperhatiakn wajahnya yang tidak henti memancarkan cahaya keindahan. Andaikan saja
dia... ah sudahlah. Mungkin nanti pulang dari makan, atau besok, atau minggu
depan. Aku yakin ia pasti akan mengatakannya kepadaku.
“Tyo? Bengong
aja lu? Ngga makan?” ucapannya mengejutkanku secara seketika. “laper gue ilang
mendadak masa, haha” aku tertawa sebisanya. Matanya mulai menatapku dengan
pandangan yang sangat sulit aku jelaskan “jangan bilang lu kenyang gara-gara
liat muka gue? haha”. Kami tertawa. Tanpa sengaja air minumku terjatuh dan
mengenai seorang wanita berbaju merah yang berjalan menuju pintu keluar. “aduuhh
ini parah banget deh” kata wanita itu merusak segala keindahan yang sejak tadi
aku nikmati. “maaf-maaf” Gery dengan cepat meminta maaf dengan wajah sangat
memohon. Aku sampai terdiam beberapa lama. “Hah payah banget” wanita itu
meninggalkan kami dengan cepat sambil memanyunkan bibirnya, memperlihatkan
betapa kecewanya dia. Gery menyusulnya, aku semakin terdiam. Harusnya aku yang
melakukan itu semua, namun mengapa Gery yang harus melakukan itu untuk aku?
Beberapa
menit aku menunggu akhirnya Gery kembali lagi. “Gimana Ger? Maaf ya gara-gara
gue..” belum selesai aku berbicara Gery sudah melemparkan senyumnya “udah
santai, beres ama gue masalah kayak gitu aja. hehe”
***
“Mau makan
kemana nih kita malem ini? Minggu kemaren udah roti bakar, hmmm” ucapku setibanya
Gery dihadapanku. “hmm malem ini ngga bisa nemenin lu nih gue, maaf banget ya
yo. Gue udah ada janji” jawabnya agak kikuk. Aku terdiam sejenak, ada apa ini?
“oh gitu, ya
udah. Emang lu ada janji ama siapa?” tanya aku dengan rasa ingin tahu yang besar
sekaligus rasa takut. Dia terdiam. Rasa ingin tahuku berkurang drastis. Kini yang
mendominasi perasaanku adalah takut. Sangat takut.
“Biasa yo
anak muda, mau jalan ama pacar baru. hehe” ucapnya berlagak santai. Seolah tidak
ada hati yang hancur. Seolah semua memang tak pernah ada apa-apa. Seolah memang
inilah akhir yang seharusnya aku tunggu dari dulu. Kehancuran.
“Anak mana
cewek lu? Wah ngga bilang gue..” jawab ku sebiasa mungkin. Menutupi segala
luka, menutupi segala hancur dan menutupi atau lebih tepatnya mengubur segala
harapan.
“nanti deh
gue ceritain, lu tau kok orangnya. Hehe jadi malu nih gue.. yang minggu kemaren
kita bikin marah yo” jawabnya malu-malu. Ia seolah tidak tahu atau memang tidak
tahu? Atau memang rasa ini hanya milik aku sendiri?
“hah? Cepet banget
Ger gerakan lu” reaksi spontan lebih kepada tidak menerima akan kenyataan ini,
secepat itu? Sedangkan aku sudah hampir tahunan menanti.
“nanti lah
gue ceritain, gue cabut dulu yaa. daahh” pamitnya dan segera pergi
meninggalkanku dengan kesakitan.
***
Kemarin
pandangan mata kamu nakal, aku menikmatinya namun tatapan itu bukan milikku. Itu
milik wanita berbaju merah. Status? Aku hanya pajangan usang yang akan dipilih
ketika pajangan elok yang lainnya habis terpakai.
END
nb: cerita ini hanya fiktif belaka, jika ada kesamaan nama, karakter, dan lokasi itu hanya kebetulan. Enjoy reading :)
No comments:
Post a Comment