Waktu berjalan terasa sangat cepat, akhirnya aku dan Ghea berhasil menyelesaikan skripsi tepat waktu dan wisuda bersama. Suasana saat wisuda sangat membanggakan, semua orang tersayangku hadir termasuk Kak Adam. Keluarga Ghea juga hadir semua bahkan kucing kesayangannya ikut di bawa ke gedung! Sepulang wisuda memang kita sudah agendakan untuk pertemuan dua keluarga membicarakan rencana pernikahan Bang Indra dan Ghea. Aku bahagia sekali dua orang yang paling penting dalam hidupku bersungguh-sungguh ingin menjalani sisa hidup bersama. Kak Adam awalnya menolak ikut pertemuan itu namun karena Bilqis yang memaksa akhirnya ia mau bergabung. "Ghe, gue seneng banget sebentar lagi lu bakal jadi kakak ipar gue.." aku memeluk Ghea yang cantik sekali dengan kebaya berwarna biru. Ghea tersenyum manis, Kak Indra beruntung memiliki calon istri yang nyaris sempurna. "Kak Adam mana?" tanya Ghea sambil melihat sekitar. Aku juga baru tersadar kalau Kak Adam menghilang.
"Kak?" panggilku saat melihat Kak Adam duduk sendiri di dapur. "Eh kok kesini?" Kak Adam tampak terkejut melihatku menghampirinya. Aku membuat 2 cangkir kopi susu untuk kami berdua. "Acaranya udah selesai kok, lagi pada ngobrol-ngobrol aja" kataku sambil membawa kopi susu ke meja di hadapan Kak Adam. "Tanggalnya udah di tentuin?" tanya Kak Adam. "Sudah, mau ambil awal bulan depan katanya. Semoga aja semua berjalan lancar" jawabku kemudian menyeruput kopi. Kak Adam menatapku tajam, aku tidak tahu apa yang ia pikirkan tapi aku merasa sangat canggung. "Kalo kamu, mau nikah sama aku kapan?"
Pertanyaan Kak Adam menbuatku terkejut namun juga malu. Jujur aku sudah lama menunggu Kak Adam memulai pembicaraan ini, namun sayangnya setiap hari kita hanya sibuk dengan urusan kita masing-masing. "Kamu masih mau kan nikah sama aku?" Kak Adam memberikan tekanan pada pertanyaannya. "Mau kok!" jawabku tegas. Aku hanya tidak ingin Kak Adam berpikiran yang bukan-bukan. "Kak Adam memangnya sudah siap? Orang tua Kak Adam gimana?" aku blik bertanya. Kak Adam terdiam dan meminum kopinya yang hampir dingin. "Nanti selesai acara nikahan Bang Indra aja ya aku bawa keluarga aku kesini" jawaban Kak Adam membuatku lega. Akhirnya kita akan menjalin hubungan yang lebih serius lagi. Rasanya ingin memeluk Kak Adam saat ini juga, namun suasana rumah yang ramai seperti ini rasanya canggung sekali.