Wednesday, June 19, 2019

PATAH (1)




         "Gue capek ngerjain tugas muluuu" siang itu aku mengeluh pada sesosok perempuan mungil berkacamata yang asik menulis laporan. "Menurut gue ini ngga banyak kok, kita kerjain sekitar dua jam juga selesai" perempuan mungil itu masih asik menulis laporannya. "Gilaa yaa, kalo di FTV kuliah tuh cuma jalan-jalan ajaaa.. Ini tugas terus ngga ada habisnyaa" aku masih mengeluh dan menaruh wajahku pada kertas-kertas laporan yang tak kunjung selesai. "Kebanyakan nonton FTV sih lu, Ra" perempuan mungil itu tak juga tertarik untuk istirahat, ia tetap asik menulis laporan.
          Aku Kejora tapi biasa di panggil Rara. Kuliahku baru semester satu tapi tugasnya seperti orang sudah semester lima! Wanita mungil yang rajin itu sahabat baruku, namanya Ghea. "Gue udah selesai nih, lu mau ngerjain apa langsung balik aja?" Ghea mengganggu istirahatku yang tenang. Aku hanya memberi isyarat untuk langsung pulang, aku sama sekali tidak minat untuk mengerjakan laporan yang membosankan itu. Ghea merapikan kertas dan buku-bukunya, aku-pun mengekor.
          Panas terik kota Jakarta memang tidak ada duanya, rasanya ingin segera sampai rumah dan minum es teh lemon buatan tante Linda. "Ra, duluan yaa" Ghea keluar dari Bus Transjakarta sambil melambaikan tangan. "Hati-hati, Ghe" ucapku. Teras rumah sudah ramai dengan teman-teman Bang Indra. Aku mengucap salam yang segera di jawab kompak oleh teman-teman Bang Indra. "Baru pulang, Ra?" Bang Rully berbasa-basi. Bang Rully ini yang paling sering main kerumah dan yang paling humoris diantara yang lain. "Iya, Bang. Aku masuk dulu ya" jawabku sopan.
          Sampai kamar aku segera berganti pakaian kemudian mencari Tante Linda. "Bang, Tante Linda mana?" tanyaku pada Bang Indra yang sedang menyeduh kopi. "Kerja kayaknya, tadi keluar pakai baju formal gitu" jawab Bang Indra sambil berlalu menuju teras. Aku menghela nafas panjang, gagal sudah menikmati es teh lemon buatan Tante Linda.
           "Raa.. Rara.. Lagi ngapain dikamar?" suara Bang Indra menganggu tidur siangku. Bang Indra segera masuk ke dalam kamarku tanpa minta izin terlebih dahulu. "Kenapa sih, Bang?" tanyaku yang masih menempel dengan kasur. "Kata Papa, tante Linda mau dilamar" informasi dari Bang Indra membuatku segera terduduk. Aku membuka mataku lebar-lebar untuk meyakinkan bahwa ini bukan mimpi. "Seriusan, Bang?" tanyaku masih dengan usaha membuka mata lebar-lebar. "Iya tadi Papa telpo, lu sih tidur ajaa. Pokoknya kita siap-siap buat sabtu besok lamaran Tante Linda. Lu jangan kabur-kaburan ya" Bang Indra segera keluar kamar meninggalkan aku yang masih belum sadar bahwa ini nyata, bukan mimpi. 

No comments:

Post a Comment